Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Eki Baihaki
Dosen

Doktor Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad); Dosen Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas). Ketua Citarum Institute; Pengurus ICMI Orwil Jawa Barat, Perhumas Bandung, ISKI Jabar, dan Aspikom Jabar.

Polri di Era Transisional

Kompas.com - 01/07/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pekerjaan polisi hakikatnya adalah “mengelola konflik” baik dalam penegakan hukum (law enforcement) maupun dalam pemecahan masalah (problem solving).

Kedua jenis pengelolaan konflik ini memang berbeda, dan karenanya wajah polisi dapat “angker” (dalam menegakkan hukum), tetapi dapat pula tersenyum (dalam berusaha mendamaikan dengan memecahkan masalah).

Dalam literatur kepolisian Indonesia, polisi sebagai suatu lembaga telah mengakar di masyarakat diawali dengan pembentukan Barisan Bhayangkara oleh Patih Gajah Mada di kerajaan Majapahit.

Menurut Harsya W. Bachtiar (1994), kata Bhayangkara berarti “yang menakutkan”. Pada masa Kerajaan Majapahit pemakaian kata Bhayangkara masih relevan, yang berfungsi militer untuk menjaga keamanan dari dalam dan dari luar.

Kata Bhayangkara sudah melekat dan menjadi makna yang tidak bisa dilepaskan dari Kepolisian kita. Namun sejatinya Polri yang ada pada era masyarakat demokratis, perlu melakukan reaktualisasi dan reposisi fungsi dan perannya dalam masyarakat modern.

Polisi yang dalam metode kerjanya, lebih menggunakan “scientific method” daripada hanya pendekatan militeristik atau “ancaman” dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya.

Dengan mengacu pada konsep diri polisi sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat yang hakiki diharapkan akan mampu mengaktualisasikan hadirnya polisi kita yang profesional, modern, humanis, terpercaya dan dicintai masyarakat. Semoga!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com