Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Hadapan Para Santri, Cak Imin Beberkan Alasan Mantap Maju Capres 2024

Kompas.com - 27/06/2022, 12:20 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

”Ujungnya bangkrut. Tahun 1998 rontok. Negara rugi ratusan triliun akibat pemilihan model kapitalisme, liberalisme maka era Reformasi lahir, era demokrasi. Era ini siapapun boleh mewarnai jalannya pemerintahan, bangsa dan negara,” katanya.

Oleh karena itu, kata Muhaimin, semua anak bangsa memiliki hak yang sama dalam mewarnai bangsa ini.

"Kita sebagai warga Nahdlatul Ulama yang begitu besar, pesantren-pesantren NU besar, aneh kalau tidak pecaya diri dan tidak ikut mewarnai jalannya pemerintahan dan pembangunan," imbuh dia.

Baca juga: Respons Yenny Wahid yang Sentil Cak Imin, Waketum PKB: Kami Solid, Tak Ada Kubu

Menurutnya, warisan para ulama dan para wali ini harus dipegang dan diperjuangkan.

Ia menyadari, perjuangan tersebut memang panjang. Muhaimin mengeklaim, saat Orde baru berlangsung 32 tahun, NU disia-siakan dan tak pernah dapat tempat.

"Begitu juga sebelumnya, amanah Mbah Hasyim, Mbah Bisri, Mbah Wahab, tidak bisa disempurnakan. Alhamdulillah, di bawah naungan perjuangan NU, berbagai tantangan dilewati dan melahirkan Reformasi, demokrasi," kata dia.

"Sekarang warga NU bebas menentukan langkah. Alhamdulillah banyak warna NU bisa berkiprah di berbagai level kehidupan. Insya Allah kemajuan umat akan semakin nyata,” sambungnya.

Oleh karena itu, Muhaimin menilai jika presiden, menteri maupun kepala daerahnya dari kalangan santri, Indonesia akan menjadi negara yang adil, makmur dan sejahtera.

Muhaimin meminta hal tersebut harus juga diperjuangkan oleh para santri.

"Santri tidak akan mendapatkan haknya kecuali berjuang. Tak ada yang gratis. Tak ada yang rela memberikan akses yang baik kecuali kita berjuang sendiri," tegas Muhaimin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Nasional
Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Nasional
Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com