JAKARTA, KOMPAS.com - Deru suara mesin otomatis kecil dengan empat alat pencapit bergemuruh tanpa henti di ruangan berdiameter lebar 15 meter dan panjang 20 meter.
Di tengah mesin berlapis kaca tersebut, terlihat sepatu prajurit berwarna hitam sedang bergerak naik-turun. Seorang prajurit TNI Angkatan Darat pun terlihat sibuk di depannya sembari memainkan tombol mesin itu.
Itu hanyalah momen percontohan saat Seksi Uji Alat Kelengkapan melakukan pengujian terhadap sepatu prajurit AD di Laboratorium Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad), Batujajar, Bandung Barat, Jawa Barat.
Seksi ini bertugas untuk menguji atau mengetes kualitas sepatu prajurit TNI AD guna mendapatkan sertifikasi sebelum akhirnya diproduksi massal oleh pabrik-pabrik dalam negeri.
Artinya, proses pengujian tidak dilakukan setiap waktu, kecuali ada kebutuhan di lapangan sebelum produksi dilakukan.
Baca juga: Penunjukan Perwira Aktif Jadi Penjabat Bupati Seram Barat Dinilai Bentuk Dwifungsi TNI
Proses pengujian
Dalam pengujiannya, seksi ini mesti melewati sejumlah tahap, yakni uji tekuk, uji gosok, uji kuat tarik sol sepatu, uji kadar lemak, hingga uji kadar abu.
Dalam uji tekukan, sepatu dites kualitasnya dengan menggunakan mesin otomatis adhesion test. Tujuannya, bukan hanya sekedar menghasilkan sepatu yang menawan dari sisi tampilan, tapi juga kuat dalam hal struktur.
Untuk menghasilkan sepatu yang berkualitas, sebuah sepatu bahkan harus melewati proses penekukan belasan ribu kali.
“Uji tekuk dilakukan 15.000 tekukan, itu hitungan maksimal terhadap aktivitas prajurit,” kata Kepala Seksi Uji Alat Kelengkapan Laboratorium Dislitbangad Mayor Inf Rudi Heru Yudono saat ditemui di Batujajar, Selasa (24/5/2022).
Belasan ribu tekukan mesti dilakukan mengingat sepatu yang digunakan prajurit memiliki beban dan peran yang tak kalah besar dari personel yang menggunakannya.
Setiap sepatu harus mampu menopang beban hingga 100 kilogram. Selain berat badan prajurit, beban tersebut juga mencakup ransel, senjata, megazine cadangan hingga rompi.
Baca juga: Penjelasan MK soal Penjabat Kepala Daerah dari TNI Polri yang Tuai Polemik
Untuk daya tahan, umumnya berkisar antara tiga sampai lima tahun, tergantung dari perawatan yang dilakukan penggunanya.
Dicicipi produsen dalam dan luar negeri
Hal utama yang mendapat perhatian dalam proses pengujian ini adalah sepatu tidak boleh rusak maupun reject sedikit pun.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.