Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Ingin BKKBN Terus Jadi Garda Terdepan dalam Membangun Ketahanan Keluarga

Kompas.com - 22/02/2022, 14:48 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk terus berperan dalam membangun ketahanan keluarga Indonesia secara utuh.

Ma'ruf mengatakan, selama lebih dari 50 tahun, BKKBN telah mengedukasi dan memandu masyarakat untuk memahami pentingnya kependudukan dan keluarga berencana beserta seluruh aspeknya.

"Meski zaman berkembang pesat dan generasi berubah mengikuti zaman, BKKBN harus tetap di garda terdepan, bahkan memperkuat perannya melalui kemitraan strategis dengan aktor-aktor penting lainnya," kata Ma'ruf saat membuka Rapat Kerja Nasional BKKBN 2022, Selasa (22/2/2022).

Baca juga: BKKBN Ingatkan Pentingnya Program Keluarga Berencana untuk Mencegah Kematian Ibu

Dalam sambutannya itu, Ma'ruf menyampaikan tiga pesan kepada BKKBN terkait pembangunan ketahanan keluarga dan penurunan angka stunting.

Pertama, ia menekankan pentingnya peran keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat untuk memastikan pembangunan manusia dari awal kehidupannya.

Ia menyebutkan, keluarga merupakan tempat di mana nilai-nilai agama, norma sosial serta nilai kebangsaan diajarkan dan dipraktikkan.

"Seseorang menjadi unggul dalam kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas, serta keimanan dan akhlak, karena dibentuk di dalam sebuah keluarga. Untuk itu, sangatlah tepat jika semangat membangun bangsa ini dimulai dengan membangun keluarga-keluarga," kata Ma'ruf.

Baca juga: BKKBN Siapkan Tim Pendamping Warga untuk Kejar Target Stunting Nasional

Oleh sebab itu, ia meminta BKKBN menggencarkan program Bangga Kencana untuk menjangkau generasi muda sampai ke pelosok.

"Pemahaman diri akan pentingnya membangun ketahanan keluarga dapat menjadi bekal yang menentukan kualitas keluarga Indonesia ke depan," ujar dia.

Kedua, Ma'ruf menekankan pentingnya optimalisasi sumber daya dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting untuk mencapai target prevalensi stunting turun ke angka 14 persen pada 2024 dan 0 persen pada 2030.

Ia menyebutkan, selama ini tidak ada masalah dengan ketersediaan program, kegiatan, dan anggaran dalam upaya menekan angka stunting tersebut.

"Seluruhnya hanya perlu dioptimalkan dengan mengedepankan pendekatan keluarga dan kolaboratif melalui kemitraan, sehingga konvergensi lintas sektor bukan sekadar wacana, melainkan sungguh bisa terlaksana," kata Ma'ruf.

Ketiga, Ma'ruf menekankan konvergensi antarprogram supaya program, kegiatan, dan anggaran yang disiapkan saling melengkapi dan membuat intervensi yang diberikan betul-betul diterima oleh rumah tangga sasaran.

"Konvergensi ini mudah diucapkan tetapi tidak mudah direalisasikan. Membutuhkan komitmen, kerja keras, dan kesediaan para pihak untuk mengesampingkan kepentingannya demi mencapai tujuan bersama," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com