Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hakim Sebut Azis Syamsuddin Tahu Stepanus Robin Minta Uang pada M Syahrial

Kompas.com - 20/09/2021, 22:46 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Medan menyebut Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin mengetahui permintaan uang dari mantan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Stepanus Robin Pattuju pada Wali Kota nonaktif Tanjungbalai M Syahrial.

Hal itu diungkapkan majelis hakim dalam sidang putusan M Syahrial yang merupakan terdakwa dugaan penerimaan hadiah atau janji oleh penyelenggara negara terkait perkara Wali Kota Tanjungbalai tahun 2020-2021.

Hakim menerangkan, sebelumnya Robin dan Azis tidak mengakui bahwa Robin pernah memberitahu Azis via telepon terkait kesepakatan pemberian uang Rp 1,5 miliar dari Syahrial pada Robin untuk mengurus perkaranya di KPK.

Baca juga: Saksi Ungkap Dugaan Penyerahan Uang ke Stepanus Robin di Rumah Azis Syamsuddin

Namun majelis hakim beranggapan berdasarkan keterangan para saksi dan alat bukti yang ada, keterangan Azis dan Robin tidak memiliki dasar hukum.

“Majelis hakim berpendapat keterangan saksi Stepanus Robin dan Azis Syamsuddin yang diuraikan dalam persidangan tidak benar dan bertentangan dengan fakta hukum berdasarkan alat bukti yang sah dan keterangan saksi-saksi,” ungkap ketua majelis hakim As’ad Rahim Lubis, Senin (30/9/2021) dalam sidang yang disiarkan streaming di akun YouTube KPK RI.

Hakim juga mengatakan bahwa Azis adalah pihak yang mengenalkan Robin dan Syahrial di kediamannya, bukan Deddy Yulianto yang merupakan ajudan Azis.

Sebab, hakim meyakini bahwa keterangan Deddy Yulianto yang mengatakan tidak mengenal Syahrial dipercaya karena berkesusiaian dengan kesaksian para saksi lainnya.

“Saksi Deddy Yulianto menerangkan pernah berkomunikasi dengan Stepanus Robin, dan pernah melihat Stepanus Robin bertemu dengan terdakwa (Syahrial) di rumah dinas saksi Azis Syamsuddin, dan menerangkan tidak pernah mengenal terdakwa,” terang hakim As’ad

“Sehingga tidak mungkin saksi Deddy Yulianto mengenalkan Stepanus Robin pada terdakwa yang tidak dikenalnya,” jelas hakim.

Dalam perkara ini majelis hakim menyatakan M Syahrial terbukti menyuap penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju senilai Rp 1,6 miliar.

Hakim menilai Syahrial terbukti bersalah sebagaimana dakwaan alternative kedua penuntut umum yaitu Pasal 5 Ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 64 Ayat (1) KUHPidana.

Maka Syahrial dijatuhi vonis dua tahun penjara dan denda Rp 100 juta subsider empat bulan kurungan.

Baca juga: Saksi Sebut Azis Syamsuddin Bapak Asuh Penyidik KPK Stepanus Robbin

Adapun hal yang memberatkan vonis Syahrial adalah tidak mendukung program pemerintah untuk menciptakan pemerintahan yang bebas dari tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme.

Sementara itu, hal yang meringankan adalah Syahrial bersikap sopan, kooperatif dan menjadi tulang punggung keluarga.

Diketahui vonis ini lebih rendah dari tuntutan jaksa yang menuntut Syahrial divonis tiga tahun penjara dan denda Rp 150 juta subsider enam bulan kurungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com