Dari kefokusan itu, Vietnam telah meraih hasil yang luar biasa di sektor kelautan dan perikanan
Sementara itu, Chief of Staff eFishery Chrisna Aditya menyebut, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan budi daya yang sesuai dengan prinsip ekonomi biru.
"Dengan ilmu, kita bisa melakukan improvisasi. Kalau tidak menggunakan ilmu, kita hanya mengeksploitasi alam,” ucapnya.
Terlebih, sebut dia, jika tidak menggunakan ilmu secara tepat dan bijak, maka potensi yang dimiliki tidak bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama. Dampak buruknya lagi, anak cucu nantinya tidak bisa merasakan apa yang dirasakan pendahulunya.
Baca juga: Muhadjir: Eksploitasi Alam yang Salah Jadi Salah Satu Penyebab Banjir di Kalsel
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menyambut baik adanya pembangunan tambak udang berbasis kawasan di wilayahnya.
Menurutnya, konsep pertimbangan ekologi dalam pembangunan tambak udang Kementerian KP sesuai dengan prinsip lingkungan yang selama ini diterapkan pihaknya.
"Ini satu keberpihakan untuk masyarakat Kebumen. Dari sisi bisnis tambak udang menjadi percontohan yang baik. Terlebih masyarakat yang akan membuka lahan tambak, bisa menyesuaikan standar dengan benar," imbuh Arif.
Sebab, sebut dia, selama ini masyarakat menambak udang dengan metode langsung masuk ke sungai. Akibatnya, hal itu bisa mencemari dan merusak lingkungan, sehingga menjadi keprihatinan pihaknya.
Baca juga: Menkop UKM Dorong Pemberdayaan Tambak Udang Melalui Koperasi dan Kemitraan
Sebagai wujud upaya pelestarian lingkungan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen sendiri telah melakukan beberapa kegiatan, seperti seperti konservasi penyu dan kawasan mangrove di wilayah pesisir.
Untuk pembangunan tambak udang di Kebumen, Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Budi Daya Kementerian KP, Tb Haeru Rahayu menjelaskan, pembangunan fisik akan dilakukan pada 2022 menggunakan dana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Kawasan tambak udang, kata dia, akan dilengkapi infrastruktur utama, meliputi petak produksi, tandon, water intake atau asupan air, saluran outlet, instalasi pengolahan air limbah (IPAL), laboratorium, hingga jalan produksi.
Baca juga: Marak Aksi Perampokan Tambak Udang di Serang, Ini Respons Polda Banten
Tb Haeru Rahayu atau yang akrab disapa Tebe juga memastikan, penyerapan tenaga kerja lokal diutamakan untuk mendukung pembangunan termasuk operasional tambak udang berbasis kawasan di Kebumen.
"Jangan sampai kami membangun sesuatu di Kebumen tapi masyarakat hanya menjadi penonton. Ini menyalahi. Kendati demikian, kami meminta Pak Bupati Arif Sugiyanto untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang sesuai," ujarnya.
Tebe menjelaskan, pembangunan kawasan tambak udang berbasis kawasan di Kebumen merupakan implementasi dari salah satu program terobosan pihaknya di periode 2021-2024.
Terobosan yang dimaksud, yaitu mengembangkan perikanan budi daya untuk peningkatan ekspor serta didukung oleh riset kelautan dan perikanan.
Baca juga: Kasus Edhy Prabowo, KPK Dalami Aliran Uang Terkait Perizinan Tambak Udang di Bengkulu
"Sesuai program tersebut kami harus ada dukungan riset. Jadi pendekatannya melalui scientific base atau dasar ilmiah. Dasarnya apa, salah satunya kami harus belajar dari kondisi eksisting," ucap Tebe sapaan Tb Heru Rahayu.
Selain tambak udang berbasis kawasan, Kementerian KP di bawah nahkoda Menteri KP Trenggono memiliki terobosan lain untuk menggenjot produktivitas udang nasional pada 2024 agar mencapai target 2 juta ton per tahun.
Adapun terobosan lainnya, meliputi pembangunan kawasan tambak udang terintegrasi dengan skala yang lebih besar dari kawasan tambak udang berbasis kawasan.
“Kemudian, melakukan revitalisasi tambak udang tradisional sehingga produktivitas yang tadinya 0,6 ton per hectare (ha) menjadi 2 ton per ha,” ucap Tebe.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.