Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Ada Kekhawatiran Popularitas dan Elektabilitas Ganjar Halangi Elite PDI-P yang Lain

Kompas.com - 27/05/2021, 15:35 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai, konflik yang terjadi di dalam tubuh PDI Perjuangan merupakan wujud kekhawatiran internal terhadap popularitas dan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Kondisi itu muncul lantaran dikhawatirkan popularitas Ganjar akan menghalangi elite PDI Perjuangan lainnya untuk mengajukan diri sebagai calon presiden 2024.

"Ada kekhawatiran bahwa popularitas dan elektabilitas Ganjar akan menurunkan kesempatan elite PDI-P lainnya untuk maju sebagai capres," jelas Adi pada Kompas.com, Kamis (27/5/2021).

Menurut dia selama ini nama Ganjar selalu bertengger di barisan paling atas pada hasil survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei.

Hal ini dianggap tidak baik dan menjadi ancaman untuk PDI-P itu sendiri.

"Pada setiap survei, setiap variabel selalu memasukkan Ganjar sebagai the one and only yang maju sebagai capres. Ini tidak bagus. Ganjar jadi ancaman untuk elite PDI-P yang tidak punya modal elektabilitas seperti dirinya," lanjut Adi.

Baca juga: Ganjar Dinilai Tak Bakal Keluar dari PDI-P karena Berisiko

Selain itu Adi melihat bahwa konflik yang terjadi antara Ketua DPP PDI Perjuangan Bambang Wuryanto dengan Ganjar merupakan representasi bahwa Gubernur Jawa Tengah itu sedang memiliki masalah dengan DPP PDI-P.

Sebab, lanjut Adi, Bambang adalah Ketua DPP PDI-P Bidang Pemenangan Pemilu. Tak mungkin pernyataannya tidak diketahui oleh pengurus lainnya.

"Wajah Bambang adalah representasi dari DPP PDI-P. Komentarnya terkait Ganjar pasti sudah mendapatkan restu dari elite PDI-P lainnya. Jika tidak semestinya pengurus PDI-P melakukan klarifikasi," imbuhnya.

Diketahui konflik antara Ganjar Pranowo dengan Bambang Wurianto atau Bambang Pacul muncul ke permukaan pasca Ganjar tidak diundang dalam perayaan ulang tahun PDI-P ke 48 yang diadakan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (22/5/2021) pekan lalu.

Padahal acara itu dihadiri oleh Ketua DPP PDI-P sekaligus Ketua DPR Puan Maharani.

Dikonfirmasi ikhwal tidak diundangnya Ganjar, Bambang menyebut bahwa Ganjar sudah kelewatan sebagai kader partai.

Baca juga: Dukung Seruan Sultan HB X, Ganjar Diapresiasi Paguyuban Joglo Semar

Bambang menilai Ganjar terlalu ambisius untuk menjadi capres, padahal Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri belum memberikan komentar apapun terkait pencapresan di internal partai.

"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (kalau kamu pintar, jangan merasa paling pintar)," sebut Bambang.

Saat dikonfirmasi Ganjar menyebut bahwa absennya ia dalam acara tersebut karena tidak diundang.

"saya tidak diundang (acara PDI-P)," kata Ganjar melalui pesan singkat.

Satu hari sebelum acara PDI-P dilaksanakan, Ganjar diketahui pergi ke Jakarta untuk menemui Megawati.

Namun ia mengklaim bahwa pertemuan itu hanya sekedar silaturahmi dan memberikan lukisan.

Baca juga: Ketua DPP PDI-P Persilakan jika Ganjar Ingin Pindah Parpol untuk Pilpres

Ia meminta agar pertemuannya dengan Megawati tidak berkaitan dengan ketidahadirannya pada acara PDIP di Semarang.

"Ngono tok, rausah dikaitke karo liyane (begitu saja, tidak usah dikatikan dengan lainnya).Tak nyambut gawe sik ya (saya kerja dulu ya)," ucap Ganjar ditemui di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang, Senin (24/5/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com