Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang Widjojanto: Negara Harus Atasi Peretasan ke Pegawai KPK

Kompas.com - 21/05/2021, 20:04 WIB
Tatang Guritno,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto meminta negara mengatasi peretasan yang belakangan terjadi pada aktivis antikorupsi dan pegawai KPK.

Menurut Bambang, kehadiran negara diperlukan karena memiliki kebijakan dan teknologi untuk meredam upaya peretasan tersebut.

"Negara, pemerintah dan penguasa harus bertanggung jawab untuk mengendalikan dan menghentikan seluruh tindak peretasan itu karena merekalah yang mempunyai kebijakan, infrastrukur, dan pengetahuan untuk menangani kejahatan ini," kata Bambang pada Kompas.com, Jumat (21/5/2021).

Baca juga: Novel dan Pegawai KPK Lain Diretas, Pukat UGM: Polanya Khas, Target Spesifik, Tujuannya Tebar Teror

Menurut Bambang, peretasan biasa terjadi pada pihak-pihak yang menyuarakan kebenaran terkait isu-isu tertentu.

Ia mencontohkan, dengan peretasan akun Twitter, epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riyono pada medio 2020.

"Agustus 2020, akun resmi media sosial Pandu Riyono diretas, diambil alih, dan membagikan posting-an yang tidak biasa. Pada postingan itu, ada foto dan tulisan yang tak lazim disampaikan juru wabah di akun sosial medianya itu," ucap Bambang.

Oleh karena itu, saat ini, kata dia, tak mengherankan jika peretas mengincar beberapa aktivis antikorupsi dan pegawai KPK seperti Novel Baswedan dan Sujanarko.

"Itu sebabnya tidak mengherankan bila aktivis antikorupsi, insan, dan pegawai KPK seperti Novel dan Sujanarko, yang tengah memperjuangkan hak-haknya yang diduga tengah dikorupsi menjadi target dan sasaran peretasan," papar dia.

Baca juga: Aktivis Antikorupsi dan Pegawai KPK Alami Peretasan, DPR Diminta Turun Tangan

Bambang juga mengatakan, jika peretasan ini terus dibiarkan maka akan semakin menguatkan pandangan publik bahwa ada kepentingan kekuasaan yang menjadi dalang tindakan tersebut.

"Bila peretasan ini dibiarkan dan terjadi sangat masif, maka sinyalemen bahwa ada kepentingan kekuasaan yang 'bermain' dibalik semua peretasan ini menjadi justified dan tak terbantahkan," ucap Bambang.

Peretasan semakin marak akhir-akhir ini setelah polemik terkait tes wawasan kebangsaan (TWK) yang ada di tubuh KPK.

Sejumlah peretasan terjadi pada staf Indonesia Corruption Watch saat dan pasca-mengadakan konferensi pers yang dihadiri 8 mantan pemimpin KPK, Senin (17/5/2021) lalu.

Dalam konferensi pers yang dilakukan secara virtual melalui aplikasi zoom itu, para peretas menggunakan sejumlah pola untuk mengganggu jalannya acara.

Selain menggunakan nama staf ICW untuk masuk dalam zoom, peretas juga menampilkan video dan foto porno saat konferensi pers berlangsung.

Peretas juga mencoba untuk masuk dalam sistem email, hingga sosial media para staf ICW.

Baca juga: Akun Telegram dan Whatsapp Mantan Jubir KPK Febri Diansyah Diretas

Terbaru, penyidik senior KPK dan Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar-Komisi dan Instansi KPK, Sujanarko dan mantan Juru Bicara KPK Febri Diansyah juga menyalami peretasan, Kamis (20/5/2021) malam.

Akun Telegram ketiganya diambil alih oleh pihak yang tak bertanggung jawab.

Dihubungi Kompas.com, Febri menceritakan bahwa akun Telegram dan Whatsapp miliknya diretas setelah ia dan Sujanarko hadir sebagai narasumber dalam diskusi virtual bertajuk Halal Bihalal Kebangsaan yang ditayangkan di YouTube Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Topik diskusi virtual itu disebut Febri terkait dengan polemik TWK yang terjadi di KPK beberapa pekan belakangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com