Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Ingatkan Bahaya Penyebaran Virus Corona dari Pusat Perbelanjaan

Kompas.com - 03/05/2021, 11:26 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiologi dadi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengingatkan bahaya klaster penyebaran virus corona dari pusat perbelanjaan.

Dicky mengingatkan masyarakat dan pemerintah untuk waspada sebab Covid-19 pertama kali menyebar diduga dari sebuah pasar di Wuhan, China.

"Klaster pusat perbelanjaan atau pasar bukan hal yang aneh, kita ingat pandemi mulai sari klaster pasar di Wuhan sana," jelas Dicky dihubungi Kompas.com, Senin (3/5/2021).

Menurutnya, klaster ini berbahaya karena pasar didatangi oleh banyak orang dari berbagai wilayah.

Jika tidak menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan tidak adanya ventilasi yang membuat sirkulasi udara bergerak, maka sangat mungkin pasar jadi tempat penyebaran virus Covid-19 yang masif.

"Yang berpotensi membuat situasi menjadi buruk adalah adanya strain virus baru yang lebih cepat menular. Kalau orang abai, tidak menjaga jarak, tidak pakai masker, ventilasi buruk, kapasitas pengunjung tidak dibatasi ya (pasar) jadi tempat yang ideal sekali untuk virus ini menyebar," jelas dia.

Dicky menyebut jika pemerintah tidak tegas lakukan kebijakan di pusat perbelanjaan atau pasar maka lonjakan kasus sangat mungkin meledak.

Baca juga: Terkait Kerumunan di Pasar Tanah Abang, Epidemiolog: Representasi PPKM Tak Berhasil

Sebab saat ini kerumunan di pasar bisa menjadi salah satu penyebab virus corona merebak.

Jika tidak melakukan deteksi pada potensi-potensi penyebaran virus tersebut, sambung Dicky, ledakan kasus hanya tinggal menunggu waktu.

"Kalau tidak dicegah kita hanya menunggu bom waktu lonjakan kasus covid-19 saja ini. Maka pemerintah harus mengantisipasi dengan meredam potensi-potensi kerumunan yang dapat menjadi trigger penyebaran itu," papar Dicky.

Jika pemerintah kesulitan melakukan testing untuk meredam lonjakan kasus dari klaster pasar ini, Dicky menyarankan agar fokus pada isolasi mandiri.

Artinya masyarakat yang terindikasi memiliki gejala setelah bepergian ke pasar langsung disarankan untuk melakukan karantina.

Dicky juga menyarankan agar proses vaksinasi dapat makin diperbanyak untuk menahan laju pertambahan kasus penularan.

"Selain itu gencarkan juga proses vaksinasinya. Sebab vaksinasi bisa menjadi tembok penahan, jika lonjakan kasus meledak," imbuh dia.

Baca juga: Belajar dari Ramainya Pasar Tanah Abang, PKB Minta Tempat Wisata Ditutup Selama Libur Lebaran

Sebagai informasi Satgas Covid-19 menyebut angka kunjungan ke pusat perbelanjaan di 29 provinsi dalam periode 20-27 April 2021.

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Penanganan Covid-18 Dewi Nur Aisyah juga menyebut bahwa mobilitas ke pusat perbelanjaan secara total mengalami peningkatan mencapai 14,82 persen.

Berdasarkan data tersebut Satgas Covid-19 menduga dalam 10 hari kedepn mobilitas ke pusat perbelanjaan akan semakin meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com