JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, terjadinya lonjakan jumlah pengunjung di Pasar Tanah Abang, Jakarta pada akhir pekan lalu seharusnya bisa dicegah dengan pembatasan jumlah pengunjung.
Ia mengatakan, salah satu cara membatasi jumlah pengunjung adalah dengan diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Cara ini sebetulnya kita punya PPKM, dan apa yang terjadi di Pasar Tanah Abang adalah salah satu bukti PPKM kita belum seefektif yang digaungkan, ini harusnya dari komunitas pembatasannya itu," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/5/2021).
Baca juga: Belajar dari Ramainya Pasar Tanah Abang, PKB Minta Tempat Wisata Ditutup Selama Libur Lebaran
Dicky mengatakan, PPKM bisa dikatakan berhasil apabila masyarakat dapat mengubah perilaku sehingga mampu membedakan kepentingan esensial yang mengharuskan keluar rumah dan mana yang tidak diperlukan.
"Ini sebetulnya representasi dari bahwa PPKM itu belum berhasil," ujar dia.
Dicky berpendapat, pembatasan pengunjung Pasar Tanah Abang di setiap pintu masuk tidak akan efektif karena masyarakat akan semakin banyak berdatangan.
Oleh karena itu, kata dia, dibutuhkan penyadaran di komunitas masyarakat dan koordinasi di level komunitas serta difasilitasi oleh pemerintah.
"Opsinya apakah belanja online atau waktu tertentu, atau daerah setempat punya harga yang sama dengan Tanah Abang, ada kerja sama yang dibangun dengan pasar setempat dan ini harus difasilitasi oleh pemerintah supaya mereka enggak jauh-jauh keluar," ucap dia.
Lebih lanjut, Dicky mengingatkan semua pihak tak boleh beranggapan bahwa Indonesia akan lebih kuat melawan penularan virus corona.
Ia mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia hanya menunggu waktu apabila masyarakat masih lalai menerapkan protokol kesehatan.
"Indonesia pasti kuat (dari Covid-19), enggak seperti itu. India itu ya seperti ini, padahal virus ini tetap berdampak dan ini masalah bom waktu saja nunggu waktu meledak dan enggak bisa kita kendalikan itu skenario terburuk," kata dia.
Pasar Tanah Abang pada Sabtu (1/5/2021) dan Minggu (2/5/2021) mendadak menjadi lautan manusia. Ratusan ribu warga memadati kompleks perbelanjaan terbesar di Tanah Air ini.
Dengan kondisi itu, pelaksaan protokol kesehatan Covid-19 tentu terabaikan. Warga bersesakan mulai dari pintu masuk hingga lorong-lorong kios.
Baca juga: Cegah Ada Klaster Covid-19 Pasar Tanah Abang, Kemenkes Lakukan Pemantauan
Belum lagi, banyaknya warga yang masih tak tertib mengenakan masker. Banyak terlihat beberapa warga lebih senang meletakkan maskernya di dagu meski berada di tengah-tengah kerumunan.
Teriakan-teriakan petugas hingga pedagang agar warga menerapkan jaga jarak tak dihiraukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.