Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Ketika Hasto Berkontemplasi tentang Megawati dan Dewi Cinta

Kompas.com - 20/04/2021, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

“Bu Mega segera membuah gips dengan kayu dan selotip agar batang yang patah itu bisa tumbuh lagi,” ujarnya.

Saya jadi ingat ketika menjelang akhir 2004, di tempat tinggalnya di Kebagusan, Jakarta Selatan, Megawati berkomentar terhadap para pengunjuk rasa yang memprotes kebijakannya dengan membakar ban mobil di depan Istana Merdeka Jakarta (utara Monas).

“Kenapa sih kok ban-ban itu dibakar, bagi saya ban-ban mobil bekas itu kan bisa dipakai jadi pot tanaman cabe atau bunga,” ujar Megawati saat itu.

Kembali ke pembicaraan dengan Hasto yang baru ditinggalkan ibundanya, Nyonya Yohana Sutarmi (wafat di pada usia 88 tahun di Sleman, Yogyakarta, Rabu 10 Maret 2021 lalu). Baca juga: Ibunda Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto Meninggal Dunia

“Saya menerima kabar ibu meninggal dalam perjalanannya dari Bekasi ke Jalan Sutan Syahrir, Jakarta”. Ketika itu kebetuan saya banyak mendengarkan lagu Derek Dewi Maria,” ujar Hasto di sela-sela pembicaraan tentang kontemplasi Mega tentang menanam pohon.

Mega, Dewi Shinta dan cinta

Menurut Hasto, ketika menyusuri jalan-jalan di Kebun Raya Bogor, Megawati membayangkan dirinya menjadi kepala kebun raya. Lebih dari itu, Mega berkontemplasi, dari pohon ia belajar mencintai bumi bumi sebagai jalan hidup.

“Bahwa dalam setiap helai daun yang tumbuh, terdapat proses panjang yang melibatkan udara, air, matahari, dan berbagai unsur yang dimiliki bumi,” kata Hasto.

“Menanam adalah sebuah penghayatan keajaiban kehidupan bahwa dari sebuah biji akan muncul bibit-bibit tanaman yang tubuh berkembang, menghasilkan bunga, buah yang bermanfaat untuk manusia."

“Kesungguhan merawat rumput, sama halnya dengan ketika ia merawat angrek, mawar, krisan dan sebagainya.....Bukti penghayatannya pada alam semesta tampak dalam memimpin gerak PDI Perjuangan......Megawati ingin mengirim pesan, kerja nyata di masyarakat jauh lebih penting dibandingkan popularitas,” kata Hasto.

Hasto memberi informasi pada saya tokoh wayang dalam kisah Ramayana, Dewi Shinta dan manusia kera Sobali memberi banyak inspirasi kepa Megawati. Shinta juga sering disebut sebagai dewi bumi dan dewi cinta.

“Shinta bertahan dalam jalan derita, memegang pelita hidup yang digerakan oleh cinta, dan berhasil membuktika kesucian cinta sebagai daya gerak gerak hidup,"  tulisa Hasto dalam artikel berjudul Jalan Hidup Mencintai Bumi.

Oleh karena itulah Dewa memberi anugerah “Aji Wulandari” kepada Shinta.

“Ini suatu ajian paling sakti, karena muncul dari sari pati penderitaan seorang perempuan yang rela mempertaruhkan nyawa bagi kehidupan melalui kelahiran anaknya,” tulis Hasto.

Sementara sosok Subali, menjadi tangguh setelah bertapa ngalong (binatang kalong), menggantungkan diri di dahan pohon dengan kaki di atas dan kepala di bawah.

“Dengan ini Subali hidup dengan berpasrah pada belas kasih Sang Pencipta. Ketika menggantungkan diri, Subali menyerahkan seluruh hidupnya kepada alam. Dengan ngalong, Subali mendaraskan kerinduannya kepada bumi. Ia begitu mencintai bumi. Ia mengheningkan cipta.”

Maka Subali mendapatkan Aji Pancasona yang membuat bila ia mati akan hidup lagi ketika menyentuh bumi. Inilah sosok Subali, manusia kera dalam epos Ramayana yang sering digelar di pelataran Candi Prambanan di perbatasanYogyakarta - Klaten.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com