"Mengapa Kemenkes menunda dulu pendistribusian AstraZeneca? Ini dikarenakan prinsip kehati-hatian. Artinya kami ikuti apa yang menjadi arahan BPOM," ujar Nadia dalam konferensi pers virtual pada Selasa.
Menurut Nadia, BPOM bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan para ahli sedang meneliti lebih lanjut terkait penggunaan vaksin AstraZeneca.
Poin yang dipastikan salah satunya adalah apakah kriteria calon penerima vaksin Covid-19 AstraZeneca memungkinkan atau tidak menerima vaksin itu.
Baca juga: Beda dengan Indonesia, 3 Negara ini Tetap Gunakan Vaksin AstraZeneca
Sebab, sebelumnya, kriteria yang telah dirumuskan pemerintah disesuaikan dengan kriteria penggunaan vaksin Sinovac.
"Sebelum didistribusikan ke fasilitas kesehatan, kita benar-benar jamin mutunya. Apakah ada yang berubah warna, berubah bentuk," lanjutnya.
Sementara itu, menurut Nadia, angka penggumpalan darah yang terjadi setelah vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin Covid-19 AstraZeneca terbilang kecil.
Hal ini disebutkannya dengan memperbandingkan jumlah orang yang disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca dengan jumlah kasus penggumpalan darah.
"Kalau kita lihat datanya saat ini sudah ada 17 juta orang mendapatkan vaksin AstraZeneca ini. Di mana kasus penggumpalan darah ini dilaporkan 40 kasus," ujar Nadia.
Baca juga: INFOGRAFIK: 17 Negara yang Tangguhkan Vaksin AstraZeneca
Adapun, Europe Medicine Asociation (EMA) dan badan pengawas obat Inggris telah menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara penggumpalan darah dengan penyuntikan vaksin AstraZeneca.
Terakhir, Nadia mengatakan, persiapan distribusi vaksin Covid-19 AstraZeneca tetap dilakukan sambil menunggu rekomendasi BPOM.
Ia mengatakan, vaksin Covid-19 asal Inggris itu siap didistribusikan dalam waktu 2-3 pekan ke depan.
Selain itu, Nadia meyakini penyuntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca dapat diselesaikan sebelum bulan Mei 2021.
"Karena saat ini kan kemampuan penyuntikan kita itu sudah 300.000 lebih per hari. Kalau kemudian kita mungkin pada populasi tertentu kita anggap, misalnya 200.000 saja per hari akan selesai dalam 5 hari," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.