JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan hingga Selasa (16/3/2021), ada penambahan kasus baru positif Covid-19 sebanyak 5.414 kasus.
Dengan penambahan itu, total kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Tanah Air mencapai 1.430.458 kasus.
Dalam data yang sama, sebanyak 5.414 kasus baru positif Covid-19 didapatkan dari pemeriksaan 75.626 spesimen dari 47.064 orang yang diambil sampelnya selama 15 hingga 16 Maret 2021.
Secara kumulatif, jumlah spesimen yang telah diperiksa yaitu 11.719.480 spesimen dari 7.828.257 orang yang diambil sampelnya.
Baca juga: Kemenkes Perkirakan Vaksin AstraZeneca Siap Didistribusikan 2-3 Pekan ke Depan
Sementara itu, kasus baru positif Covid-19 tersebut tersebar di 32 provinsi. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kasus tertinggi yaitu sebanyak 1.555 kasus baru.
Menyusul Jawa Barat sebanyak 1.334 kasus baru, Jawa Tengah sebanyak 700 kasus baru, Banten sebanyak 290 kasus baru dan Jawa Timur sebanyak 257 kasus baru.
Angka kesembuhan pasien Covid juga bertambah sebanyak 6.830 orang, sehingga total pasien sembuh kini 1.249.947 orang.
Sementara itu, angka kematian akibat terpapar Covid-19 masih terus bertambah 147 orang. Dengan demikian, pasien Covid-19 yang meninggal dunia menjadi 38.573 orang.
Data Vaksinasi
Jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi dosis kedua hingga Selasa mencapai 1.716.749 orang.
Sementara, jumlah masyarakat yang sudah divaksin dosis pertama yakni sebanyak 4.468.951 orang.
Baca juga: UPDATE: Tambah 5.414, Kasus Covid-19 Indonesia Capai 1.430.458 Orang
Adapun kelompok masyarakat yang divaksin adalah tenaga kesehatan, petugas publik dan lansia. Mereka adalah sasaran pada program vaksinasi tahap kedua.
Hingga tahap kedua ini pemerintah menargetkan 40.349.051 orang yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19.
Perkembangan vaksin Covid-19 AstraZeneca
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penundaan sementara distribusi vaksin Covid-19 AstraZeneca dilakukan dengan memegang prinsip kehati-hatian.
"Mengapa Kemenkes menunda dulu pendistribusian AstraZeneca? Ini dikarenakan prinsip kehati-hatian. Artinya kami ikuti apa yang menjadi arahan BPOM," ujar Nadia dalam konferensi pers virtual pada Selasa.
Menurut Nadia, BPOM bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan para ahli sedang meneliti lebih lanjut terkait penggunaan vaksin AstraZeneca.
Poin yang dipastikan salah satunya adalah apakah kriteria calon penerima vaksin Covid-19 AstraZeneca memungkinkan atau tidak menerima vaksin itu.
Baca juga: Beda dengan Indonesia, 3 Negara ini Tetap Gunakan Vaksin AstraZeneca
Sebab, sebelumnya, kriteria yang telah dirumuskan pemerintah disesuaikan dengan kriteria penggunaan vaksin Sinovac.
"Sebelum didistribusikan ke fasilitas kesehatan, kita benar-benar jamin mutunya. Apakah ada yang berubah warna, berubah bentuk," lanjutnya.
Sementara itu, menurut Nadia, angka penggumpalan darah yang terjadi setelah vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin Covid-19 AstraZeneca terbilang kecil.
Hal ini disebutkannya dengan memperbandingkan jumlah orang yang disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca dengan jumlah kasus penggumpalan darah.
"Kalau kita lihat datanya saat ini sudah ada 17 juta orang mendapatkan vaksin AstraZeneca ini. Di mana kasus penggumpalan darah ini dilaporkan 40 kasus," ujar Nadia.
Baca juga: INFOGRAFIK: 17 Negara yang Tangguhkan Vaksin AstraZeneca
Adapun, Europe Medicine Asociation (EMA) dan badan pengawas obat Inggris telah menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara penggumpalan darah dengan penyuntikan vaksin AstraZeneca.
Terakhir, Nadia mengatakan, persiapan distribusi vaksin Covid-19 AstraZeneca tetap dilakukan sambil menunggu rekomendasi BPOM.
Ia mengatakan, vaksin Covid-19 asal Inggris itu siap didistribusikan dalam waktu 2-3 pekan ke depan.
Selain itu, Nadia meyakini penyuntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca dapat diselesaikan sebelum bulan Mei 2021.
"Karena saat ini kan kemampuan penyuntikan kita itu sudah 300.000 lebih per hari. Kalau kemudian kita mungkin pada populasi tertentu kita anggap, misalnya 200.000 saja per hari akan selesai dalam 5 hari," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.