Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita JK soal Pidato Copy-Paste dan Tak Enak Hati ke SBY Gara-gara Jas...

Kompas.com - 24/02/2021, 19:03 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Selain itu, ia mengaku tak terlalu suka menggunakan jas karena kondisi cuaca di Jakarta yang panas.

Kalla membeberkan, dari beberapa negara yang dilewati garis khatulistiwa, hanya Indonesia saja yang masyarakatnya gemar menggunakan jas.

Akhirnya Kalla berpikir bagaimana merubah budaya tersebut. Karena menurut dia, penggunaan jas itu makin nampak setelah era Presiden BJ Habibie.

Ya wajar saja, Habibie memang banyak menghabiskan waktunya di Eropa yang memiliki suhu lebih dingin.

Baca juga: Jusuf Kalla: Dulu Saya Usulkan Pilkada 3 Kali sebab Rumit bagi Penyelenggara

“Saat itu saya tanya adik saya Ahmad, kita mau hemat energi listrik. Listrik paling boros disedot oleh apa? Ia menjawab AC. Karena kalau siang hari lampu tidak menyala, tapi AC menyala. Lalu bagaimana agar AC itu hemat, dia jawab jangan kasih full temperaturnya,” kata Kalla.

“Saya langsung hubungi Setneg untuk minta semua kantor pemerintah maksimal penggunaan AC di suhu 25 derajat. Apa yang terjadi, pertama orang hemat listrik, kedua tidak bisa pakai jas,” sebutnya.

Setelah mengeluarkan aturan tersebut, Kalla mengaku sempat terkena imbasnya.

Saat itu dalam momen pernikahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Kalla diundang dan diminta oleh SBY untuk menjadi saksi pernikahan.

Baca juga: Jusuf Kalla: Saya Selalu Hormat ke Bu Mega karena 2 Kali Diangkat Jadi Menteri

Ia sempat tak enak hati karena pada acara tersebut seharusnya ia mengenakan jas. Namun, jika hal tersebut ia lakukan, maka Kalla merasa tidak menjadi pemimpin yang konsekuen.

“Saya telfon Pak SBY, saya sampaikan permintaan maaf karena sesuai kesepakatan, saya tidak bisa pakai jas. Saya melanggar aturan yang saya buat sendiri (tidak mau). Jadi saya datang dengan menggunakan batik. Pak SBY menjawab tidak apa-apa. Maka di momen itu juga saya sendiri yang pakai batik itu,” ceritanya.

Terakhir Kalla meminta dalam upaya menjaga pemerintahan, seorang pemimpin harus konsekuen dan konsisten dengan keputusan yang diambilnya.

“Kita sebagai pemimpin harus konsekuen, memelihara konsistensi dan memelihara apa yang kita bicarakan, kita lakukan,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com