Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Mana yang Mau Dibeli: Typhoon Bekas, Sukhoi SU-35, atau MV-22 Osprey?

Kompas.com - 04/08/2020, 12:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Bayu Galih

BELAKANGAN ini beredar luas berita tentang rencana pembelian pesawat mliter untuk Angkatan Perang, seperti yang dikutip dari Kompas.com sebagai berikut:

"Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyatakan ingin memborong pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas milik militer Austria. Hal itu diutarakan Prabowo dalam surat yang dikirimkannya ke Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner."

Sebelumnya ada pula berita dari sumber yang sama seperti di bawah ini:

"Pemerintah Indonesia dan Rusia sepakat melakukan imbal beli dalam pembelian 11 pesawat Sukhoi SU-35 dengan sejumlah komoditas nasional. Barter tersebut terealisasi setelah ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MOU) antara BUMN Rusia, Rostec, dengan BUMN Indonesia, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia."

Baca juga: Menhan: Proses Beli 11 Sukhoi Terhambat karena Mekanisme Imbal Dagang dengan Rusia

Sebelumnya lagi tersiar berita seperti ini:

"Departemen Luar Negeri Amerika Amerika Serikat (AS) telah memberi lampu hijau bagi Bell Textron Inc untuk menjual heli tiltrotor MV-22 osprey Block C ke Indonesia. Menurut keterangan dari DSCA, pemerintah Indonesia telah mengajukan rencana pembelian delapan unit helikopter MV-22 Osprey Block C, dengan nilai total pembelian mencapai 2 miliar dollar AS (sekitar Rp 28,9 triliun).

Kabar itu mendapat beragam respons di dalam negeri, sebagian publik menyambut positif karena helikopter angkut itu dinilai cocok digunakan di medan seperti di Indonesia, namun sebagian lain menilai pembelian itu terlalu mahal, dan ada opsi yang lebih murah."

Baca juga: MV-22 Osprey, antara Klaim Amerika, Pendekatan Rusia, dan Desakan Jokowi

Ketiga kutipan berita di atas yang juga termuat di berbagai media lainnya serta-merta mengundang banyak pertanyaan, tentang apa dan bagaimana tata cara memilih dan atau rencana membeli pesawat terbang militer untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Perang.

Pesawat mana yang lebih baik dan pesawat mana pula yang dianggap cocok untuk dipilih masuk dalam arsenal kekuatan sistem pertahanan udara Indonesia.

Diskusi berkembang pula, mana yang lebih baik: membeli pesawat terbang bekas atau membeli pesawat terbang baru.

Lebih jauh lagi ada pula pembicaraan tentang mana yang lebih menguntungkan membeli pesawat terbang dengan moda imbal beli, atau kredit, atau tunai.

Intinya adalah banyak yang mempertanyakan tentang bagaimana sebenarnya proses pemilihan pesawat terbang militer yang akan digunakan sebagai alat utama sistem persenjataan Angkatan Perang, apakah itu Angkatan Darat, Angkatan Laut, atau Angkatan Udara.

Baca juga: Anggota Komisi I Sebut Pembelian Eurofighter Typhoon Bekas Sulit Terwujud

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com