"Selamat Hari Anak Nasional, semoga anak-anak Indonesia menjadi generasi terbaik penerus cita-cita bangsa yang berakhlak mulia," ucap dia.
Tanggung jawab bersama
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Puspayoga menegaskan bahwa perlindungan anak bukan tanggung jawab salah satu pihak saja.
Baca juga: Misteri Kematian Sang Takmir Masjid, Tewas di Tangan Sang Anak Tiri
Kerja sama semua pihak, mulai dari negara, pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, hingga keluarga dan orangtua anak dibutuhkan untuk melindungi 79,5 juta anak Indonesia.
"Perlindungan anak tidak menjadi tanggung jawab salah satu pihak tapi tanggung jawab bersama. Ke depan, mari bergandengan tangan kita akan bisa menyatukan kekuatan untuk melindungi 79,5 juta anak Indonesia yang merupakan aset bangsa," ujar Bintang saat konferensi pers Hari Anak Nasional (HAN) 2020 secara daring, Rabu (22/7/2020).
Oleh karena itu ia berharap dalam peringatan HAN kali ini bisa menjadi momentum sinergitas tersebut agar terjalin.
Apalagi gelaran HAN 2020 yang mengambil tema Anak Terlindung Indonesia Maju itu berada dalam situasi pandemi Covid-19.
Tema tersebut agar anak-anak di seluruh Indonesia bisa memanfaatkan waktu mereka dengan sebaik-baiknya di masa pandemi Covid-19.
"Sehingga mereka bisa mengembangkan talent dirinya dengan kegiatan positif," kata dia.
Kekerasan anak tinggi
Kementerian PPPA mencatat, ada 3.928 kasus kekerasan anak sejak Januari hingga 17 Juli 2020.
Jumlah tersebut tercatat dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni-PPA).
"Data Simfoni-PPA dari Januari hingga 17 Juli ada 3.928 kasus kekerasan yang dilaporkan," ujar Bintang.
Baca juga: Kementerian PPPA: 3.928 Kasus Kekerasan Anak sejak Januari
Rentang usia korban kekerasan anak itu yakni 13 hingga 17 tahun.
Jenis kasus kekerasan itu pun beragam, mulai dari kekerasan seksual, fisik, hingga emosional. Ia juga mengatakan, 55 persen dari data itu merupakan kekerasan seksual.