Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romahurmuziy Mengeluh selama Dipenjara Tak Bisa Panaskan Makanan

Kompas.com - 30/04/2020, 03:51 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menyampaikan unek-uneknya selama satu tahun dipenjara di Rumah Tahanan Cabang KPK.

Salah satu yang dikeluhkan Romy adalah menu makanan yang disuguhkan kepada para tahanan.

Menurut Romy, gizi makanan yang disediakan tidak mencukupi karena rendahnya anggaran makan bagi para tahanan.

"Untuk ukuran DKI Jakarta saya tidak tahu persis berapa tapi kisarannya Rp 32.000 sampai Rp 42.000 untuk 3 kali makan. Jadi memang secara gizi tidak cukup," kata Romy saat meninggalkan Rutan Cabang KPK, Rabu (29/4/2020).

Romy juga mengeluhkan kunjungan keluarga yang hanya dibatasi dua kali sepekan.

Baca juga: Romahurmuziy Jadi Imam Salat Tarawih di Rutan KPK Sebelum Bebas dari Penjara

Bahkan, setelah merebaknya Covid-19 Romy tak dapat bertemu dengan keluarga dan hanya menerima boks yang dikirim oleh keluarganya.

Romy pun mempersoalkan tidak adanya alat pemanas di dalam rumah tahanan untuk menghangatkan makanan yang dikirim oleh keluarganya.

"Sementara tidak disediakan pemanas di dalam, karenanya tambahan gizi yang disediakan gizi oleh keluarga yang bisa agak lama hanya dimakan sekali Senin dan Kamis saja," ujar Romy.

Ia berharap, ke depannya KPK dapat menyediakan dapur atau kompor pemanas di dalam rutan agar makanan yang dikirim keluarga para tahanan dapat lebih awet.

Baca juga: Bebas dari Penjara, Romahurmuziy: Berkah Ramadhan

Diberitakan sebelumnya, Romy yang merupakan terdakwa kasus jual-beli jabatan di Kementerian Agaman dinyatakan bebas pada Rabu hari ini.

Romy bebas setelah setelah majelis hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menjatuhkan hukuman 1 tahun penjara kepada Romy di tingkat banding.

Berdasarkan putusan banding tersebut, masa penahanan Romy telah habis karena Romy telah ditahan sejak Maret 2019.

KPK tengah mengajukan kasasi ke MA atas putusan banding tersebut.

Dalam kasus yang menjeratnya, Romy terbukti menerima suap secara bertahap senilai Rp 255 juta dari mantan Kakanwil Kemenag Jawa Timur Haris Hasanuddin.

Baca juga: Pengacara Minta Romahurmuziy Dibebaskan, KPK Sebut Penahanan Wewenang MA

Romy juga terbukti menerima uang dari mantan Kepala Kantor Kemenag Gresik Muafaq Wirahadi sebesar Rp 50 juta.

Pemberian itu dimaksudkan agar Romy bisa memengaruhi proses seleksi jabatan yang diikuti keduanya di lingkungan Kemenag.

Haris saat itu mendaftar seleksi sebagai Kakanwil Kemenag Jawa Timur namun terkendala karena pernah terkena sanksi disiplin kepegawaian.

Sementara, Muafaq ingin mendapatkan promosi jabatan sebagai Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com