Nadiem menyampaikan meski demikian dirinya adalah pribadi yang cepat untuk belajar.
"Mohon satu hal kepada para dirjen, mohon sabar dengan saya walau saya bukan dari latar belakang pendidikan tapi saya murid yang cepat baik. Saya belajar cepat," ujar dia.
Nadiem memandang pendidikan sebagai satu-satunya solusi jangka panjang untuk semua negara untuk berkembang.
Hal itulah yang membuatnya bersedia meninggalkan posisi CEO Gojek untuk membantu kabinet Jokowi-Ma'ruf.
"Tapi ke depannya saya harus jujur, tantangannya akan luar biasa, di bawah saya itu juga bukan hanya Mendikbud yang tradisional tapi juga digabung dengan pendidikan tinggi, itu semua ter-integrated. Tapi itu baik, itu berita baik, karena semua strategi akan terpadu," kata dia.
Baca juga: Kesamaan Nadiem dan Anies Saat Jabat Mendikbud, Apa Itu?
4. Menteri Agama dari TNI, pertama pasca-reformasi
Penunjukan mantan Wakil Panglima TNI Fachrul Razi sebagai Menteri Agama tak kalah mengejutkan. Sebab, Razi merupakan Menteri Agama pertama pasca-reformasi yang berasal dari militer.
Biasanya posisi ini ditempati oleh tokoh-tokoh agama, terutama dari kalangan Nahdliyin atau anggota Nahdlatul Ulama.
Pada era Orde Baru, ada dua Menteri Agama yang berlatar belakang militer. Mereka adalah Letnan Jenderal (Purn) TNI Alamsjah Ratoe Perwiranegara dan Laksamada Muda (Purn) TNI Tarmizi Taher.
Baca juga: Selain Fachrul Razi, Pernah Ada 2 Menteri Agama dari Militer, Alamsyah dan Tarmizi Taher
Saat Fachrul diperkenalkan tadi pagi, Presiden Jokowi memberikan kata pengantar singkat. Salah satunya terkait tugas dia untuk mengatasi radikalisme.
"Ini urusan berkaitan dengan radikalisme, ekonomi umat, industri halal, dan terutama haji berada di bawah beliau," kata Jokowi.
Baca juga: Jadi Menteri Agama, Fachrul Razi Siap Lawan Radikalisme
Fachrul mengatakan, dirinya dipilih Jokowi karena diyakini bisa melawan radikalisme yang menguat belakangan ini.
"Saya juga berpikir mungkin beliau membayangkan juga bahwa belakangan ini potensi-potensi radikalisme cukup kuat, sehingga beliau berpikir pasti Pak Fachrul mungkin punya terobosan-terobosan lah dalam kaitan menangkal radikalisme ini," kata Fachrul.
Namun, penunjukan Fachrul sebagai Memag ternyata mengundang protes.
Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Robikin Emhas mengaku menerima menerima protes dari banyak kiai.
Menurut dia, banyak kiai di berbagai daerah merasa kecewa dengan keputusan Jokowi terkait jabatan Menag.
"Saya dan pengurus lainnya banyak mendapat pertanyaan terkait Menteri Agama. Selain pertanyaan, banyak kiai dari berbagai daerah yang menyatakan kekecewaannya dengan nada protes," kata Robikin.
Baca juga: Pengamat: Menteri Agama Dijabat Purnawirawan TNI, Wajar Kiai NU Kecewa
Menurut Robikin, para kiai paham bahwa Kemenag harus berada di garda depan dalam mengatasi radikalisme berbasis agama. Namun sayangnya, pemilihan pemimpin Kemenag tak sesuai dengan yang diharapkan dalam membentengi NKRI dari ajaran radikalisme.
"Para kiai sudah lama merisaukan fenomena terjadinya pendangkalan pemahaman agama yang ditandai merebaknya sikap intoleran. Lebih tragis lagi, bahkan sikap ekstrem dengan mengatasnamakan agama. Semua di luar kelompoknya kafir dan halal darahnya. Teror adalah di antara ujung pemahaman keagamaan yang keliru seperti ini," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.