JAKARTA, KOMPAS.com - Pembagian jatah kursi menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin mulai dimunculkan setelah Jokowi dan Ma'ruf Amin ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih dalam Pilpres 2019.
Sejumlah partai pun terang-terangan meminta jatah kursi.
Pada Rabu (7/8/2019), Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan, Jokowi telah menyampaikan kepada PPP mengenai pembagian kursi menteri.
PPP, kata dia, menyiapkan kader terbaiknya untuk mengisi posisi menteri.
"Pak Jokowi sudah menyampaikan, baru menyampaikan jumlah cost-nya saja yang akan diberikan, tetapi belum menyampaikan posnya apa. Nah, kami lebih bijak kalau kemudian mengetahui dulu ya pos itu apa sehingga kami bisa mengajukan kader yang tepat," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Baca juga: Sekjen PPP: Pak Jokowi Sudah Sampaikan soal Jatah Menteri
Jokowi pernah menyebutkan kriteria yang diinginkan dari nama-nama yang dicalonkan sebagai menteri.
Kriteria tersebut antara lain anak muda, memiliki jiwa kepemimpinan, pekerja keras, memiliki kapasitas untuk menjalankan program pemerintah, dan berintegritas.
Sejauh ini, partai-partai pendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf satu per satu telah bersilaturahim ke Jokowi di Istana Merdeka.
Beberapa dari mereka menyodorkan nama-nama kader sebagai pertimbangan Jokowi untuk mengisi posisi kabinet kerja jilid II.
Berikut partai yang menyinggung jatah kursi kabinet Jokowi-Ma'ruf:
1. Partai Golkar
Partai Golkar menyatakan kesiapannya menyediakan nama-nama untuk menjadi pembantu presiden di kabinet jilid II.
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono mengatakan, partainya mengajukan kadernya, Zainudin Amali, menjadi menteri dalam pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin periode 2019-2024.
Informasi itu didengar Agung langsung dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Agung menilai, Zainudin layak menjadi menteri. Sebab, Zainudin merupakan kader Golkar yang tidak mempunyai cacat dari segi hukum hingga saat ini.
Pengalaman Zainudin di legislatif layak membawanya menduduki kursi eksekutif.
Bahkan, Agung juga setuju apabila sosok Zainudin duduk di kursi pimpinan DPR maupun MPR. Meski demikian, ia lebih mendorong Zainudin duduk di eksekutif.
Baca juga: Nama-nama Calon Menteri dari Golkar Sudah di Kantong Airlangga
Sebelum Jokowi kembali terpilih, Agung pernah menyatakan bahwa partainya layak jika mendapat 4 atau 5 kursi menteri dalam periode pemerintahan berikutnya.
"Bahwa Partai Golkar tidak pernah kekeringan atau kekurangan kader yang mumpuni, yang cakap dan bisa bertanggung jawab dalam tugas-tugas ke depan, baik di eksekutif atau legislatif," ujar Agung di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (27/5/2019).
Agung menyebut enam nama kader Golkar yang dinilai cocok menduduki kursi kabinet.
Nama-nama yang disebut Agung yakni Airlangga Hartarto dan Agus Gumiwang Kartasasmita.
Kedunya telah menjabat sebagai anggota Kabinet Kerja dan dinilai layak untuk melanjutkan kepemimpinan sebagai menteri.
Selain itu, Agung menyebut nama Ilham Habibie yang merupakan anak Presiden ke-3 RI BJ Habibie, Ponco Sutowo, Ganjar Razuni dan Indra Bambang Utoyo.
Menurut Agung, nama-nama tersebut tidak diusulkan secara langsung oleh Dewan Pakar.
Namun, nama-nama tersebut beredar di kalangan internal DPP Partai Golkar sebagai tokoh yang cocok mengisi posisi menteri.
"Tentu tidak bisa semua karena terbatas. Tetapi wajar lah, Golkar sebagai pemenang pemilu kedua mendapat 5 kursi," kata Agung.
2. PKB
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah menyodorkan 10 nama kadernya kepada Jokowi.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan mengatakan, selanjutnya, PKB menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi untuk memutuskan soal penyusunan kabinet pemerintahan 2019-2024.
"Ya, jadi Cak Imin sudah mengajukan 10 nama ke Pak Jokowi, tetapi pada akhirnya Pak Jokowi yang akan menetukan sendiri. Saya juga tidak tahu siapa aja namanya 10 nama itu. Mungkin yang tahu Pak Jokowi dan Cak Imin," kata Daniel dalam diskusi bertajuk "Ribut Rebut Kursi Menteri" di Kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (6/7/2019).
Baca juga: Pesan PKB untuk Gerindra: Kita Ini Enggak Usah Basa Basi...
Saat ditanya posisi menteri yang strategis untuk PKB, Daniel mengaku menginginkan kembali posisi Menteri Desa dan Menteri Ketenagakerjaan.
"Ya, enggak ada target, tetapi menteri desa mungkin karena memang sudah berjalan, mungkin di bidang yang menyangkut basis masyarakat banyak penddidikan," kata Daniel.
3. PPP
PPP tak secara spesifik menyampaikan jumlah menteri yang diinginkan. Mereka menyerahkan penyusunan kabinet pemerintahan periode 2019-2024 kepada Joko Widodo sebagai presiden terpilih.