Soekarno, Hatta dan Achmad Soebardjo menyantap makan sahur, sementara Sayuti Melik menyelesaikan tugasnya untuk mengetik naskah proklamasi.
Soekarno, Hatta dan Achmad Soebardjo menyantap makan sahur, sementara Sayuti Melik menyelesaikan tugasnya untuk mengetik naskah dengan mesin ketik yang berada di Konsulat Jerman (dekat rumah Maeda).
Sembari makan sahur, mereka tetap berdiskusi untuk menentukan lokasi yang tepat untuk membacakan teks ini. Sukarni dari golongan muda menginginkan pembacaan di Lapangan Ikada agar rakyat Jakarta datang untuk melihat momen bersejarah ini.
Namun, Soekarno menolak dengan pertimbangan Lapangan Ikada masih diduduki tentara Jepang dan tak ingin memulai insiden. Akhirnya, mereka menyepakati di rumah Soekarno, Pegangsaan Timur Nomor 56 yang sekarang menjadi Tugu Proklamasi.
Sahur saat itu tampaknya menjadi bersejarah, karena keesokan harinya Indonesia menjadi bangsa yang bebas dari penjajahan.
Setelah memakan masakan dari Mishina, Soekarno dan Hatta kembali ke rumahnya masing-masing. Hanya beristirahat beberapa jam saja, Soekarno dan Hatta harus memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Pada 9 Ramadhan 1364 atau 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, Soekarno membacakan teks Proklamasi sebagai penanda Indonesia Merdeka. Bendera Merah Putih jahitan Fatmawati berkibar di rumah Soekarno.
Baca juga: Bom Nagasaki hingga Proklamasi, Peristiwa Bersejarah Saat Ramadhan Tahun 1945
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.