“Adalah tanggung jawab kami untuk menghilangkan risiko ini. Kami memilikinya dan kami tahu bagaimana melakukannya," kata Muilenburg.
Baca selengkapnya: CEO Boeing Sebut Kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air Karena Pilot Tak Ikuti Prosedur
Baca juga: Gara-gara 737 Max, Laba Boeing Merosot 21 Persen
Ketegangan religius ditambah keputusan pemerintah yang melarang cadar dan penutup wajah sejak tragedi bom Paskah amat berpengaruh terhadap warga Muslim Sri Lanka.
Para perempuan Muslim Sri Lanka terpaksa melepas hijab, cadar atau abaya yang biasa mereka kenakan.
"Saya tidak lagi mengenakan abaya dan hijab beberapa hari belakangan ini karena berbagai komentar dan cara warga lain memandang saya," ujar seorang perempuan yang tak mau disebut identitasnya.
"Saya akan mengenakan hijab kembali jika situasi sudah tenang dan warga mulai tidak terlalu paranoid," tambah dia.
"Sebenarnya hijab tidak dilarang, tetapi banyak orang melihat saya dengan curiga saat melihat saya mengenakan hijab," lanjut dia.
Mareena Thaha Refai, seorang pendakwah dan ketua sebuah organisasi perempuan, mengatakan, untuk saat ini lebih baik mengikuti larangan yang diterapkan pemerintah daripada memicu ketegangan antar-agama.
"Ini bukan saatnya memperdebatkan masalah hak. Lebih dari 250 orang tewas dan 500 orang lainnya luka. Turunkan emosi. Mari bicarakan masalah ini dengan tenang," ujar Mareena.
Baca selengkapnya: Usai Bom Paskah, Wanita Muslim Sri Lanka Tanggalkan Hijab dan Cadar
Baca juga: Pemerintah Sri Lanka Identifikasi 42 Warga Asing Korban Bom Paskah
Sehari-hari, Karim pergi ke sekolahnya di Depok menggunakan KRL commuter line. Tak ditemani orangtua, ia berangkat seorang diri.
Cerita tentang Karim beredar di media sosial belakangan ini. Dalam foto yang beredar, Karim saat itu duduk di bangku KRL dengan seragam sekolahnya dan beralaskan sandal karena ia tak punya sepatu.
Berangkat sendiri ke sekolah karena nenek sakit
Kompas.com bertemu dengan nenek Karim, Diana (61) yang saat itu sedang menjemput cucunya pulang dari Sekolah Master yang terletak di samping Terminal Depok.