Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[BERITA POPULER] Puan, Johan, Krisdayanti Lolos ke Senayan | Kisah Karim Bocah Kelas 3 SD | Boeing Tuding Pilot Tak Ikuti Prosedur

Kompas.com - 02/05/2019, 06:50 WIB
Amir Sodikin

Editor

1. Sekjen PDI-P Sebut Puan Maharani, Johan Budi hingga Krisdayanti Lolos ke Parlemen

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, nama-nama calon legislatif dari PDI-P yang lolos menjadi anggota DPR sudah mulai bisa diketahui.

Ia mengatakan, nama-nama seperti Johan Budi dan Puan Maharani lolos menjadi anggota DPR periode 2019-2024.

"Nama-nama sudah kami identifikasikan seperti Puan Maharani, Johan Budi dan berbagai tokoh-tokoh lain. Rata-rata inkumben punya peluang," kata Hasto saat ditemui wartawan di Tjikini Lima Restoran, Menteng, Jakarta, Rabu (30/4/2019).

Seperti yang diketahui, caleg PDIP Johan Budi diprediksi lolos ke DPR RI. Johan maju di daerah pemilihan Jawa Timur VII yang meliputi Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, dan Ngawi.

Sementara Puan Maharani maju dari dapil Jawa Tengah V yang terdiri dari Surakarta, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali. 

Hasto juga mengatakan, ada nama baru yang diprediksi mengisi kursi parlemen yaitu artis penyanyi Krisdayanti.

"Tapi juga punya wajah-wajah baru dari PDI-P seperti KD," ujarnya.

Baca selengkapnya: Sekjen PDI-P Sebut Puan Maharani, Johan Budi hingga Krisdayanti Lolos ke Parlemen

 

2. CEO Boeing Sebut Kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air Karena Pilot Tak Ikuti Prosedur

B737 MAX 8 Ethiopian Airlines.Boeing Mediaroom B737 MAX 8 Ethiopian Airlines.

CEO Boeing, Dennis Muilenburg menduga kecelakaan yang menimpa Ethiopian Airlines dan Lion Air beberapa waktu lalu disebabkan karena pilot tak sepenuhnya mengikuti prosedur penerbangan yang sudah ditetapkan perusahaannya. 

Pasalnya, perangkat lunak anti-stall yang disebut-sebut tak berfungsi dengan baik dan mengakibatkan terjadinya kecelakaan pada dua pesawat tersebut telah memenuhi standar keamanan Boeing. Selain itu, perangkat lunak yang biasa disebut MCAS itu telah lolos proses sertifikasi.

“Ketika kami merancang sistem ini, kami paham bahwa pesawat ini diterbangkan ke tangan pilot (lain)," kata Muilenburg seperti dikutip dari CNN, Rabu (1/5/2019).

Menurut Muilenburg, dalam membuat sistem tersebut Boing tak menemukan adanya permasalahan dan kesalahan teknis.

Kendati begitu, Muilenburg mengaku akan lebih meningkatkan lagi sistem keamanan pada Boeing 737 Max. 

“Adalah tanggung jawab kami untuk menghilangkan risiko ini. Kami memilikinya dan kami tahu bagaimana melakukannya," kata Muilenburg.

Baca selengkapnya: CEO Boeing Sebut Kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air Karena Pilot Tak Ikuti Prosedur

Baca juga: Gara-gara 737 Max, Laba Boeing Merosot 21 Persen

 

3. Usai Bom Paskah, Wanita Muslim Sri Lanka Tanggalkan Hijab dan Cadar

Seorang perempuan Muslim Sri Lanka (kanan) menjalani pemeriksaan aparat keamanan di Kolombo pada Rabu (30/4/2019). Tragedi bom Minggu Paskah yang disusul larangan mengenakan cadar membuat para perempuan Muslim negeri itu terpaksa menanggalkan hijab, cadar, atau abaya yang biasa mereka kenakan. AFP/ISHARA S. KODIKARA Seorang perempuan Muslim Sri Lanka (kanan) menjalani pemeriksaan aparat keamanan di Kolombo pada Rabu (30/4/2019). Tragedi bom Minggu Paskah yang disusul larangan mengenakan cadar membuat para perempuan Muslim negeri itu terpaksa menanggalkan hijab, cadar, atau abaya yang biasa mereka kenakan.
Ketegangan religius ditambah keputusan pemerintah yang melarang cadar dan penutup wajah sejak tragedi bom Paskah  amat berpengaruh terhadap warga Muslim Sri Lanka. 

Para perempuan Muslim Sri Lanka terpaksa melepas hijab, cadar atau abaya yang biasa mereka kenakan.

"Saya tidak lagi mengenakan abaya dan hijab beberapa hari belakangan ini karena berbagai komentar dan cara warga lain memandang saya," ujar seorang perempuan yang tak mau disebut identitasnya.

"Saya akan mengenakan hijab kembali jika situasi sudah tenang dan warga mulai tidak terlalu paranoid," tambah dia.

"Sebenarnya hijab tidak dilarang, tetapi banyak orang melihat saya dengan curiga saat melihat saya mengenakan hijab," lanjut dia.

Mareena Thaha Refai, seorang pendakwah dan ketua sebuah organisasi perempuan, mengatakan, untuk saat ini lebih baik mengikuti larangan yang diterapkan pemerintah daripada memicu ketegangan antar-agama.

"Ini bukan saatnya memperdebatkan masalah hak. Lebih dari 250 orang tewas dan 500 orang lainnya luka. Turunkan emosi. Mari bicarakan masalah ini dengan tenang," ujar Mareena.

Baca selengkapnya: Usai Bom Paskah, Wanita Muslim Sri Lanka Tanggalkan Hijab dan Cadar

Baca juga: Pemerintah Sri Lanka Identifikasi 42 Warga Asing Korban Bom Paskah 

 

4. Kisah Karim Pergi Sekolah, Bangun Pukul 03.00 dan Sendirian Naik KRL dari Kemayoran ke Depok

Karim (10), murid sekolah Master di Sekolah Master Indonesia, Jalan Arif Rahman Hakim, Depok, Selasa (30/4/2019).KOMPAS. COM/CYNTHIA LOVA Karim (10), murid sekolah Master di Sekolah Master Indonesia, Jalan Arif Rahman Hakim, Depok, Selasa (30/4/2019).
Karim Maullah (10), bocah kelas 3 SD ini menempuh perjalanan jauh dari tempat tinggalnya di Kemayoran, Jakarta Pusat menuju Sekolah Masjid Terminal (Master) Depok, Jawa Barat.

Sehari-hari, Karim pergi ke sekolahnya di Depok menggunakan KRL commuter line. Tak ditemani orangtua, ia berangkat seorang diri.

Cerita tentang Karim beredar di media sosial belakangan ini. Dalam foto yang beredar, Karim saat itu duduk di bangku KRL dengan seragam sekolahnya dan beralaskan sandal karena ia tak punya sepatu.

Berangkat sendiri ke sekolah karena nenek sakit

Kompas.com bertemu dengan nenek Karim, Diana (61) yang saat itu sedang menjemput cucunya pulang dari Sekolah Master yang terletak di samping Terminal Depok.

Diana menceritakan bagaimana Karim akhirnya berani berangkat sekolah seorang diri dengan menempuh perjalanan jauh. Ia mengatakan, pada awal masuk sekolah, mulanya Karim diantar jemput olehnya.

“Cuma karena saya sakit pengapuran dan sempat dirawat di rumah sakit akhirnya Karim berangkatnya sendirian,” ucap Diana sambil tersenyum tipis.

Baca selengkapnya: Kisah Karim Pergi Sekolah, Bangun Pukul 03.00 dan Sendirian Naik KRL dari Kemayoran ke Depok

 

5. Hadiri Peringatan Hari Buruh di Senayan, Prabowo Diteriaki "Presiden"

Suasana peringatan Hari Buruh 2019 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/5/2019).KOMPAS.com/Devina Halim Suasana peringatan Hari Buruh 2019 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/5/2019).
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/5/2019).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Prabowo hadir sekitar pukul 12.07. Prabowo dijadwalkan memberikan sambutan di acara tersebut.

Kedatangan Prabowo langsung disambut riuh para buruh.

"Presiden Prabowo, presiden Prabowo," teriak para buruh ketika Prabowo datang.

Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, terdapat lebih dari 40.000 buruh yang menghadiri acara tersebut.

Said menuturkan, peringatan May Day 2019 berfokus pada tema "Kesejahteraan Buruh dan Demokrasi yang Jujur dan Damai".

"Isu yang disuarakan utama adalah kesejahteraan buruh dan demokrasi jujur dan damai," kata Said.

Baca selengkapnya: Hadiri Peringatan Hari Buruh di Senayan, Prabowo Diteriaki Presiden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com