JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, menilai, hasil survei LSI Denny JA yang menunjukkan elektabilitas Joko Widodo turun akibat berpasangan dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin belum menunjukkan kondisi yang sebenarnya.
Menurut Kadir, pendukung Ma’ruf Amin belum melakukan konsolidasi secara optimal dalam Pilpres 2019 mendatang.
“Ini masih kaget-kaget saja belum ada konsolidasi, jadi pendukung kiai Ma’ruf (Ma’ruf Amin) belum konsolidasi. Nanti kalau NU, PKB dan lain bekerja insya allah akan menambah elektabilitas Jokowi,” ujar Kadir yang juga Sekretaris Jenderal PKB saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/8/2018).
Baca juga: Survei LSI: Maruf Dipilih Milenial, Sandiaga Magnet Pemilih Pemula
Kadir menuturkan, mesin seluruh partai koalisi pendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf baru akan mulai bekerja.
Sebab, para sekjen koalisi pengusung Jokowi-Ma'ruf baru menyerahkan susunan tim kampanye nasional (TKN) ke KPU, Senin (20/8/2018).
Susunan TKN tersebut merupakan perbaikan dari susunan TKN yang sebelumnya diserahkan parpol koalisi pada saat pendaftaran capres-cawapres ke KPU, Jumat (10/8).
Baca juga: Survei LSI: Sosok Cawapres Bikin Elektabilitas Jokowi Turun, Prabowo Naik
Kadir yakin, bila nantinya seluruh mesin parpol pendukung koalisi mulai bekerja akan mampu mendongkrak tingkat elektabilitas pasangan Jokowi-Ma’ruf.
“Sangat optimis nanti bisa mendongkrak elektabilitasnya,” kata dia.
Nantinya, kata Kadir, Ma’ruf Amin akan fokus di kantong suara-suara umat Muslim sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.
“Ini yang harus disampaikan ke publik bahwa beliau sebagai tokoh pemersatu dan sebagainya,” kata Kadir.
Baca juga: Survei LSI: Elektabilitas Jokowi-Maruf 52,2 Persen, Prabowo-Sandiaga 29,5 Persen
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan survei LSI Denny JA, sebelum berpasangan dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin elektabilitas Joko Widodo mencapai 53,6 persen.
“Namun, saat dipasangkan Jokowi-Ma'ruf Amin, elektabilitas turun menjadi 52,2 persen," ujar peneliti senior LSI Denny JA Adjie Alfaraby di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, Selasa (21/8/2018).
Menurut Adjie, penurunan pemilih Jokowi terjadi di beberapa segmen, yakni pemilih non-Muslim (22,8 persen), pemilih kaum terpelajar (40,4 persen), dan pemilih pemula (7,6 persen).
Baca juga: Survei LSI: Suara Emak-emak Condong ke Jokowi-Maruf
Penurunan itu tampak ketika Jokowi dipasangkan dengan Ma'aruf Amin.
Sementara hal sebaliknya terjadi pada Prabowo. Tanpa disandingkan dengan Sandiaga, elektabilitas Prabowo sebesar 28,8 persen.
Namun, saat disandingkan dengan Sandiaga Uno, elektabilitas justru naik menjadi 29,5 persen.
Kenaikan elektabilitas Prabowo disebabkan terjadi kenaikan pada segmen pemilih perempuan (4,8 persen), pemilih pemula (5,3 persen), dan segmen kaum terpelajar (7,1 persen).