Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPD Hanura: Wiranto Setuju Munaslub untuk Ganti Oesman Sapta

Kompas.com - 16/01/2018, 14:24 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 16 perwakilan DPD Partai Hanura bertemu Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto, Selasa (16/1/2018) pagi.

Pertemuan itu membahas kekisruhan di antara Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang dengan sejumlah pengurus partai.

Ketua DPD Partai Hanura Sumatera Barat Marlis Alinia mengatakan, Wiranto mendorong agar persoalan kekisruhan tersebut diselesaikan melalui mekanisme yang diatur di dalam AD/ART.

"Dari berbagai pertimbangan Pak Wiranto sebagai Ketua Dewan Pembina menyampaikan kepada kami, beliau memberikan saran untuk semua kasus ini, untuk semua persoalan ini, diselesaikan dengan ketentuan AD/ART," ujar Marlis dalam konferensi persnya di Kantor DPP Hanura, bilangan Cipayung, Jakarta Timur, Selasa siang.

(baca: Kubu Sudding Ungkap Modus Oesman Sapta Minta Mahar ke Calon Kepala Daerah)

Para perwakilan DPD itu menangkap bahwa Wiranto mendukung pergantian Oesman Sapta dari jabatan ketua umum.

Sebab, berdasarkan Pasal 46 ayat (4) huruf a AD/ART Hanura menyebutkan, Munaslub itu dapat dilaksanakan jika ada permintaan dari 2/3 DPD atau 2/3 DPC.

Sementara itu, sampai Selasa ini, sudah 27 DPD dan 418 DPC Hanura telah menandatangani mosi tidak percaya kepada Oesman Sapta.

"Dengan begitu, kami dalam forum ini mewakili DPD se-Indonesia menyampaikan secara bulat, penyelesaian penyelamatan partai dari kemelut ini melalui Munaslub dan atas izin dari Ketua Dewan Pembina tadi, beliau menyetujui segera dilaksanakan," ujar Marlis.

"Maka kami hari ini menyampaikan kepada publik se-Indonesia bahwa Hanura dalam satu dua hari ini akan melaksanakan Munaslub untuk memilih ketua umum terbaru berkaitan dengan kemelut yang terjadi," lanjut dia.

(baca: Hanura NTT: Baru Pimpin, Pak OSO Ganti 6 Ketua DPD Tanpa Alasan Jelas)

Oesman sebelumnya menyebut, ada pihak yang berupaya melemahkan Hanura menjelang pemilu 2019.

"Karena dalam suasana seperti ini, jelang tahun-tahun pemilu, ada niat orang-orang tertentu ingin mengecilkan Hanura, dan mungkin nanti kalau mereka gagal mereka pindah ke partai lain," kata OSO, sapaannya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.

Namun, kata OSO, ia akan menindak pihak internal yang terbukti sengaja merusak partainya. Karena itu, ia tak akan memberi toleransi siapapun yang menjadi provokator dalam kekisruhan partainya.

(baca: Oesman Sapta: Ada Orang yang Ingin Mengecilkan Hanura)

OSO menegaskan, akan langsung memecat kader yang melawannya. Ia mengungkapkan ada sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang yang dipaksa menandatangani mosi tidak percaya untuk memecatnya.

Pemaksaan itu, kata dia, merupakan pelanggaran yang harus ditindak tegas dengan pemecatan.

Saat ditanya rencana penyelenggaraaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk melengserkannya, OSO menilai, hal tersebut tidak sah sebab harus atas seizinnya.

"Kalau orang sudah merusak partai, tak mau menjaga marwah partai, masa harus dipertahankan lagi, enggak sulit. Sederhana saja, saya mundur atau mereka berhenti. Gitu aja," lanjut OSO.

Kompas TV Pekan depan Hanura akan menggelar musyawarah nasional luar biasa atau munaslub.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com