JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) meyakini Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto tidak akan setuju dengan segelintir pengurus partai yang menggelar rapat di Hotel Ambhara.
Seperti diketahui, pagi tadi sejumlah pengurus Hanura memberhentikan sepihak OSO dari jabatannya.
Pemecatan itu disebut-sebut atas dasar permintaan dari 27 DPD dan lebih dari 400 DPC.
"Pasti Pak Wiranto enggak setuju. Kenapa? Enggak ada dasar untuk memecat saya. Kalau dia setuju pecat, saya pecat balik," ujar OSO di Hotel Manhattan, Jakarta, Senin (15/1/2018).
Ia meyakini, tokoh sekaliber Wiranto mengerti cara menjalankan organisasi partai politik yang baik.
Oleh kerena itu, ia percaya Wiranto tidak akan membenarkan pergantian ketua umum tanpa mengacu pada AD/ART partai.
(Baca juga: Pengurus Hanura Berhentikan Oesman Sapta, Ini Komentar Wiranto)
Apalagi, ucap OSO, orang yang memintanya memegang mandat sebagai Ketua Umum Hanura, tak lain dan tak bukan ialah Wiranto.
Bahkan, kata dia, Wiranto sampai tiga kali meminta hal tersebut.
Awalnya, ucap OSO, ia sempat menolak menjadi Ketua Umum Hanura menggantikan Wiranto yang ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Menko Polhukam.
"Kemarin saya bertemu (dengan Wiranto) dan saya jelaskan ini. Saya percaya bahwa Pak Wiranto tidak akan mengubah pikirannya," kata OSO.
Sebelumnya, sejumlah pengurus Partai Hanura mengadakan rapat di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Senin (15/1/2018).
Rapat memutuskan memberhentian OSO dari jabatannya atas dasar permintaan dari 27 DPD dan lebih dari 400 DPC yang menyampaikan mosi tidak percaya.
Wakil Ketua Umum Partai Hanura Marsekal Madya (Purn) Daryatmo ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum.