Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW Nobatkan Najwa Shihab Jadi Tokoh Publik Antikorupsi 2017

Kompas.com - 11/01/2018, 22:14 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembawa acara Talkshow "Mata Najwa" Najwa Shihab diberi penghargaan sebagai Tokoh Publik Antikorupsi 2017 oleh Indonesia Corruption Watch (ICW).

Penobatan tersebut berdasarkan hasil seleksi dari 44 nominator oleh dewan juri, antara lain mantan Pansel KPK Betty Alisjahbana dan Zainal Arifin Mochtar dari Pukat UGM.

Koordinator ICW Adnan Topan mengatakan, meski tak ikut menjadi juri, ia menilai Najwa sebagai sosok yang memiliki pengaruh dalam menyuarakan antikorupsi.

Meski profesinya bukan pegiat antikorupsi, Najwa memiliki integritas dalam pekerjaannya.

"Kita tidak pernah dengar hal aneh seputar kehidupan mbak Nana, baik sebagai individu atau public figur," kata Adnan.

Adnan berharap penghargaan tersebut bisa memicu orang lain untuk memiliki semangat yang sama dalam pemberantasan korupsi.

Sementara itu, Betty menambahkan bahwa terpilihnya Najwa sebagai tokoh inspiratif melalui proses cukup panjang.

Para juri melihat kiprah Najwa, baik di kehidupan nyata maupaun di media sosial.

Najwa dianggap mampu menjadi influencer di media sosial karena pengikutnya kini mencapai 8 juta.

Selain Najwa, kandidat dalam penghargaan ini memiliki profesi aktivis, penulis buku, hingga pemain film.

"Diharapkan lewat penghargaan ini, masyarakat sadar siapapun dalam profesinya bisa aktif berperan dalam pemberantasn korupsi," kata Betty.

Menerima penghargaan tersebut, Najwa mengaku mulanya merasa terbebani. Ia menganggap sebenarnya banyak tokoh yang jauh lebih layak dinobatkan sebagai tokoh antikorupsi.

Najwa menganggap, profesi jurnalis dan korupsi merupakan hal yang sangat bertolak belakang.

Jurnalisme berdiri di atas integritas dan kejujuran. Sementara korupsi berdiri di atas kebohongan. Meski bukan aktivis, ia memiliki sikap tegas terkait pidana korupsi.

"Saya kerap dikritik, katanya terlalu menghakimi kalau menyinggung kasus mega korupsi. Ketika kasus begitu konyol, tindakannya sangat keterlaluan, rasanya sulit tidak menyuarakan lebih keras," kata Najwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com