Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Munaslub Golkar, Jangan Ada "Putra Mahkota" dan Berakhir Aklamasi

Kompas.com - 05/12/2017, 17:02 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Bidang Perekonomian DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto tidak bisa dibiarkan menjadi "putra mahkota" dalam rencana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).

Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengatakan, masih banyak kader Golkar yang potensial untuk dicalonkan menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Setya Novanto.

"Saya berpendapat Airlangga Hartarto figur yang potensial, saya akui. Tapi dia bukan satu-satunya tokoh potensial di Golkar. Masih bertebaran tokoh-tokoh lain," ujar Priyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/12/2017).

Diakuinya, penyelenggaraan munaslub tidak terhindarkan dan hanya tinggal menunggu waktu. Namun, ia tidak ingin hanya satu calon ketum yang muncul apalagi berakhir dengan aklamasi seperti yang banyak diberitakan.

(Baca juga : Dilobi Kubu Airlangga agar Tak Jadi Calon Ketum Golkar, Ini Komentar Idrus)

Priyo menyebut nama Titiek Soeharto, Idrus Marham, Aziz Syamsudin, dan Mahyudin untuk bisa diajukan sebagai pesaing Airlangga.

"Kalau pun diselenggarakan Munaslub janganlah terkesan ada putra mahkota dan biarlah Golkar dengan cara kami sendiri ingin membangun partai ini enggak usah diajarin siapapun juga," tuturnya.

Priyo mengkhawatirkan, jika ketua umum pada akhirnya dipilih secara aklamasi, hal itu menimbulkan dampak buruk bagi pembangunan demokrasi dalam kepemimpinannya.

Pandangan yang sama menurutnya juga diungkapkan oleh Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie saat berbincang dengannya.

"Biarlah kami pilih dengan mekanisme demokrasi. Siapapun yang terpilih, semua akan mengatakan you are the winner," kata Priyo.

Wacana Munaslub menguat setelah Ketua Umum Golkar Setya Novanto ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi. Novanto ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.

Koordinator Bidang Perekonomian DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto disebut sebagai figur yang berpotensi menempati posisi tersebut. Bahkan sejumlah pihak menilai Airlangga bisa terpilih secara aklamasi.

Kompas TV Dialog adu kuat gelar munaslub Golkar untuk ganti Setya Novanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com