Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada Serentak 2018, Jenis Konflik Terbanyak Ada di Jawa Timur dan Papua

Kompas.com - 07/11/2017, 19:25 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil penelitian kualitatif dari Rumah Bebas Konflik (Rubik) menunjukkan, jenis konflik terbanyak yang mungkin terjadi di Pilkada 2018 ada di Jawa Timur untuk Pulau Jawa dan Papua untuk luar Pulau Jawa.

Dari delapan jenis konflik yang dipetakan Rubik, ada lima jenis konflik yang berpotensi terjadi dalam pemilihan gubernur Jawa Timur dan tujuh jenis konflik yang berpotensi terjadi dalam pemilihan gubernur Papua.

Direktur Eksekutif Rubik Abdul Ghofur menyampaikan lima jenis konflik yang mungkin terjadi di Jawa Timur antara lain konflik internal penyelenggara, konflik antar-penyelenggara, konflik antar-peserta pemilu, konflik penyelenggara dengan masyarakat, serta konflik antar-masyarakat pendukung.

(Baca: Tiga Alasan Mengapa Potensi Konflik Pilkada Serentak 2018 Sangat Tinggi)

Sementara itu, tujuh jenis konflik yang berpotensi terjadi di Papua yakni konflik internal penyelenggara, konflik antar-penyelenggara, konflik antar-peserta pemilu, dan konflik penyelenggara dengan masyarakat. Kemudian, konflik penyelenggara dengan pemerintah, konflik antar-masyarakat pendukung dan konflik terkait birokrasi.

"Papua hampir semuanya potensi konflik," kata Abdul dalam diskusi di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (7/11/2017).

(Baca juga : Biaya Pilkada Mahal, Penyumbang Terbesarnya adalah...)

Abdul mengatakan, penelitian dari Rubik ini sedikit berbeda dari indeks kerawanan pemilu yang biasa dirilis Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI.

Hasil penelitian ini diperoleh dari pengalaman konflik yang terjadi di pemilu periode sebelumnya.

"Ini jenis konflik yang kita petakan dari pilkada periode sebelumnya, dan mungkin akan terjadi di 2018," katanya.

Menurut Abdul, potensi konflik pilkada serentak 2018 cenderung lebih besar dari pilkada serentak sebelumnya.

Ada tiga faktor yang mendorong, pertama pilkada serentak 2018 beririsan dengan pelaksanaan tahapan pemilu legislatif dan pemilu presiden tahun 2019.

Kedua, pilkada serentak 2018 melibatkan 17 provinsi dan 154 kabupaten/kota.

"Tahun (2018) ini adalah tahun dengan jumlah daerah terbanyak yang melaksanakan pilkada serentak. Ini soal rentang kendali yang begitu luas. Tidak hanya bagi KPU, tetapi juga pemangku kepentingan lain seperti TNI/Polri," katanya.

Faktor terakhir adalah duplikasi tren konflik pilkada serentak 2017. Lebih khusus lagi, Abdul mencontohkan soal Pilkada DKI Jakarta.

"Apakah konflik di DKI bisa diduplikasi dalam rangka mencapai kemenangan," kata Abdul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com