Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datangi PKS, KPK Tawarkan Pelatihan Sistem Partai Berintegritas

Kompas.com - 20/09/2017, 16:17 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi melanjutkan safari ke partai politik untuk sosialisasi program politik cerdas berintegritas.

Kali ini, Wakil Ketua KPK Laode M Syarif dan bidang pencegahan KPK menyambangi kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Syarif mengatakan, salah satu yang disorot KPK adalah sistem rekrutmen. Partai politik diminta merekrut kader yang berintegritas agar mencegah korupsi politik.

"KPK menawarkan beberapa hal, mungkin kalau Bapak Ibu mau buat pelatihan tentang sistem partai yang berintegritas, KPK bisa lakukan," ujar Syarif di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (20/9/2017).

KPK, kata Syarif, bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memiliki formula untuk menyusun sistem kaderisasi yang baik. Ia mengatakan, KPK tertarik menggagas program politik cerdas berintegritas karena banyaknya penindakan yang dilakukan terhadap politisi.

"KPK telah berurusan pejabat publik seperti menteri, legislator 134 (orang) dari pusat sampai dengan kabupaten/kota. Itu sampai Juni 2017," kata Syarif.

(Baca juga: Empat Hal yang Diupayakan KPK untuk Mencegah Korupsi)

Jumlah tersebut belum termasuk serangkaian operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK dalam tiga bulan terakhir. Oleh karena itu, Syarif anggap wajar jika perlu adanya pembinaan dalam sistem kaderisasi dalam parpol.

"Seperti Pak Presiden PKS menyatakan, tidak mungkin mendapatkan pemimpin negara tanpa parpol yang menjadi dapur menghasilkan pemimpin nasional," kata Syarif.

Syarif memuji sistem kaderisasi di PKS. Menurut dia, PKS salah satu partai yang bagus sistemnya dibandingkan partai lain.

"Ini dari studi yang saya tahu sebelum saya di KPK. Sebagian sistem rekrutmennya itu jauh lebih terarah," kata Syarif.

(Baca juga: Sambangi Golkar, KPK Bantah Cari Tameng Pansus Hak Angket)

Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, setidaknya da empat poin integritas yang perlu dibenahi oleh parpol yang ada di Indonesia bersama KPK.

Pertama, soal pendanaan parpol yang perlu disertai dengan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan.

Kemudian, sistem rekruitmen pejabat publik melalui parpol. Selain itu, kaderisasi yang terstruktur dan berjenjang di parpol, serta pengaturan dan penegakan kode etik.

Tak hanya itu, keterbukaan dan kerja sama semua pihak tersebut, baik pemerintah ataupun parpol akan sangat memengaruhi keberhasilan program pencegahan yang dicanangkan.

"Tujuan terbesar tentu saja agar para pejabat publik yang terpilih melalui sistem rekruitmen yang baik dalam kepemimpinannya akan amanah, tidak korupsi dan berorientasi pada kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat," kata Febri.

Kompas TV Ini Hasil Survei Anti Korupsi Tahun 2017
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Lahan, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Lahan, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

Nasional
Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Nasional
Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Nasional
Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

Nasional
Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Nasional
Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Nasional
PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

Nasional
Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Nasional
Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com