Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rabu Siang, KPK Sambangi PKS

Kompas.com - 20/09/2017, 14:47 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengatakan, KPK melanjutkan diskusi partai politik berintegritas dengan menyambangi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Pertemuan KPK dengan PKS digelar pada Rabu (20/9/2017) siang, di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

"Hari ini tim politik berintegritas KPK dijadwalkan bertemu dengan pengurus inti DPP PKS dan jajarannya," ujar Febri melalui pesan singkatnya.

Menurut Febri, turut hadir dalam pertemuan itu antara lain Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif dan Deputi Bidang Pencegahan KPK, Pahala Nainggolan dan tim.

"Dari PKS rencananya akan diterima oleh Presiden PKS Sohibul Iman dan Bendahara Umum PKS Mahfudz Abdurrahman serta jajaran pengurus lainnya," kata dia.

Febri juga mengatakan, dari sejumlah pertemuan dengan parpol yang sudah dilakukan.

Secara keseluruhan, kata dia, parpol di Indonesia punya komitmen kuat untuk bersama-sama membenahi dunia perpolitikan di Indonesia.

"Kesepahaman bersama bahwa korupsi banyak terjadi dan melibatkan aktor politik ke depan perlu dicegah melalui perbaikan dan penguatan partai politik sudah jauh lebih baik saat ini. Baik KPK ataupun Parpol ingin hal ini bersama-sama dibenahi," kata dia.

Ada empat poin integritas yang perlu dibenahi oleh parpol-parpol yang ada di Indonesia bersama KPK yaitu pendanaan parpol yang perlu disertai dengan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan, sistem rekruitmen pejabat publik melalui parpol, kaderisasi yang terstruktur dan berjenjang di parpol, serta pengaturan dan penegakan kode etik.

"Setelah ini, KPK masuk pada fase implementasi empat item integritas tersebut," kata mantan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) tersebut.

Tak hanya itu, menurut Febri, keterbukaan dan kerja sama semua pihak tersebut, baik pemerintah ataupun parpol akan sangat memengaruhi keberhasilan program pencegahan yang dicanangkan.

"KPK berharap masa depan politik dan demokrasi di Indonesia ke depan jauh lebih baik dan bersih dari korupsi. Kami yakin hal ini akan berimplikasi logis pada banyak kebijakan yang akan diambil nantinya," kata dia.

"Tujuan terbesar tentu saja agar para pejabat publik yang terpilih melalui sistem rekruitmen yang baik dalam kepemimpinannya akan amanah, tidak korupsi dan berorientasi pada kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat," kata Febri.

Kompas TV Bupati Batubara, Arya Zulkarnaen bukanlah kepala daerah pertama yang tertangkap tangan KPK


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Nasional
PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

Nasional
Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Nasional
Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Nasional
Ketua RT di Kasus 'Vina Cirebon' Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Ketua RT di Kasus "Vina Cirebon" Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Nasional
Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Nasional
PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

Nasional
Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Nasional
Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Nasional
Sebut Anggaran Pushidrosal Kecil, Luhut: Kalau Gini, Pemetaan Baru Selesai 120 Tahun

Sebut Anggaran Pushidrosal Kecil, Luhut: Kalau Gini, Pemetaan Baru Selesai 120 Tahun

Nasional
Kasus Korupsi Pembelian Truk Basarnas, KPK Sebut Negara Rugi Rp 20,4 Miliar

Kasus Korupsi Pembelian Truk Basarnas, KPK Sebut Negara Rugi Rp 20,4 Miliar

Nasional
PDI-P Sebut Hasto Masih Pimpin Rapat Internal Persiapan Pilkada 2024

PDI-P Sebut Hasto Masih Pimpin Rapat Internal Persiapan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com