Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambangi Golkar, KPK Bantah Cari Tameng Pansus Hak Angket

Kompas.com - 18/09/2017, 18:05 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyambangi kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, di Jalan Anggrek Neli Murni, Jakarta Barat, Senin (18/9/2017). 

Deputi Pencegahan KPK, Pahala Nainggolan mengatakan bahwa safari partai politik yang dilakukan lembaganya bukan untuk cari aman dari serangan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket DPR RI ke KPK.

"KPK punya program politik cerdas berintegritas. Ini mungkin waktunya tidak terlalu pas, karena KPK sedang berurusan dengan DPR, karenanya dianggap safari politik," kata Pahala di lokasi.

Menurut Pahala, sejak tahun 2012 pihaknya sudah melakukan kajian terkait partai politik yang ada di Indonesia. Tahun berikutnya, 2014 kajian pendanaan untuk partai politik juga dilakukan.

(Baca: Bahas Integritas Parpol, KPK Sambangi Golkar pada Senin Siang)

Sedangkan, untuk tahun 2017, pihaknya memutuskan untuk langsung mengambil aksi bekerjasama dengan 10 partai politik yang di Indonesia antara lain, PDI Perjuangan, Demokrat, NasDem, Partai PSI, PPP, Perindo, Golkar.

"Dari 2012 KPK punya kajian tentang partai politik, 2014 kita bicara terkait pendanaan partai politik. Tapi 2017 diputuskan kami akan bekerja secara teknis dengan 10 partai yang ada di Indonesia," kata dia.

Bahkan, kata Pahala, kebijakan pemerintah yang sepakat untuk menaikkan dana sumbangan kepada partai politik salah satunya adalah atas masukan lembaga anti-rasuah tersebut.

"Usulan pendanaan itu adalah salah satu realisasi kajian kita bersama LIPI. Sebenarnya kita usul dari Rp1000 sampai Rp 10.000 per suara tergantung kemandirian pendanaan partai," kata dia.

(Baca: KPK dan Demokrat Bahas soal Kode Etik Politisi hingga Rekrutmen Parpol)

"Sekarang Rp 1000 dari Rp 108 per suara. Ini awal mula yang baik. Tapi kedepannya mungkin bisa dibahas lagi dengan 10 partai. Konsepnya 50 ditanggung partai, 50 Pemerintah," lanjut dia.

Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu Jawa II DPP Partai Golkar, Bambang Soesatyo mengatakan enggan curiga akan maksud dibalik safari politik yang dilakukan KPK.

"Saya tidak menilai sampai sejauh itu. Mungkin tidak ada relevansinya juga. Apalagi program ini kan sudah lama sebelum Pansus dibentuk bahwa mereka akan mendatangi partai-partai," kata dia.

"Bahwa mereka mendapatkan keuntungan konsolidasi ya itu pintar-pintarnya pimpinan KPK saja," tutup Ketua Komisi III DPR RI tersebut.

Kompas TV Meruncingnya komunikasi KPK dan DPR belakangan ini tidak lepas dari penyidikan dugaan korupsi KTP el. Ada nama – nama anggota DPR RI dalam kasus ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com