Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin Yakin Putra Papua Bisa Kelola Tambang Freeport, Asal..

Kompas.com - 26/07/2017, 22:02 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar optimistis sumber daya manusia (SDM) di Papua bisa mengelola tambang emas sebagaimana yang dilakukan PT Freeport Indonesia (PTFI). Apalagi, jika kepemilikan pemerintah bertambah dan ada transfer teknologi yang baik.

"Tentu (mampu). Kalau sudah kepemilikan pemerintah dan Pemda, tentu sinergi. Kemampuan pasti bersama-sama," kata pria yang akrab disapa Cak Imin itu di sela-sela diskusi bertajuk "Gus Dur, Papua, dan Paradigma Pembangunan", di Jakarta, Rabu (26/7/2017).

Cak Imin mengakui, peran atau kontribusi PTFI dalam kesejahteraan masyarakat Papua sejauh ini masih menjadi perdebatan. Namun, menurut dia, keberadaan PTFI di Papua harus bisa menjadi bagian dari suksesnya pembangunan masyarakat Papua.

Cak Imin pun mendukung keinginan Presiden RI Joko Widodo agar kepemilikan pemerintah dalam kontrak karya penanaman modal asing bisa mayoritas atau mencapai 51 persen.

"Ya, kita dukung," ucapnya.

(Baca: Belum Ada Kesepakatan soal Perpanjangan Kontrak Freeport di Indonesia)

Dia pun berharap, apabila pemerintah memperpanjang kontrak PTFI, maka kepemilikan pemerintah harus bertambah dan ada alih teknologi kepada SDM Papua.

Dalam diskusi tersebut, Ketua Tim Kajian Papua LIPI Adriana Elisabeth menurut kajian LIPI yang dibukukan 2009, ada empat akar persoalan di Papua, yaitu pembangunan, marjinalisasi dan diskriminasi orang asli Papua, kekerasan negara yang menjurus pelanggaran HAM, serta sejarah integrasi Papua. Antara satu dan lain persoalan saling berkorelasi.

Tentang keberadaan PTFI, Adriana mengatakan banyak orang memandang perusahaan tambang berinduk McMoran Amerika Serikat itu menjadi sumber masalah. Padahal, menurut dia PTFI hanya salah satu dari persoalan pembangunan di Papua.

"Kesalahannya memang kita berfikir hanya PTFI lah satu-satunya yang bisa menghasilkan pendapatan untuk Indonesia," kata Adriana.

(Baca: Ribuan Karyawan Freeport Mogok Kerja Sebulan)

Lebih lanjut, dia mengatakan, tanah Papua sangat kaya. Sudah seharusnya pemerintah memperhatikan sumber daya alam yang lain di Papua. Namun, untuk menyelesaikan negosiasi PTFI itu sendiri, Adriana menyarankan pemerintah harus menggunakan berbagai macam pendekatan.

"Memang PTFI ini sulit diselesaikan, karena ini high politic. Pendekatannya tidak bisa hanya investasi tetapi juga aspek non-investasi," kata Adriana.

Konkretnya, kata dia, pemerintah perlu melibatkan masyarakat adat sebagai pemilik tanah Papua yang sebenarnya, dalam setiap negosiasi dengan PTFI.

"Kalau terus dilakukan negosiasi-negosiasi seperti saat ini, saya yakin sampai kapan pun kasus itu tidak akan pernah tuntas," ucap Adriana.

Kompas TV Setya Novanto Menjawab - AIMAN (Bag 3)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com