Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muluskah Jalan Budi Gunawan Kali Ini?

Kompas.com - 02/09/2016, 14:28 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penunjukan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) oleh Presiden Joko Widodo mengingatkan publik pada rangkaian cerita gagalnya mantan Kapolda Bali itu jadi Kepala Polri.

Dimulai pada 9 Januari, Presiden Jokowi berkirim surat pengajuan Budi sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal (Pol) Sutarman kepada DPR RI.

Namun, proses pengajuan itu tidak mulus. 

Pada 13 Januari 2015, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dipunggawai di antaranya oleh Abraham Samad dan Bambang Widjojanto mengumumkan bahwa Budi Gunawan jadi tersangka kasus gratifikasi.

(Baca: KPK Tetapkan Calon Kapolri Budi Gunawan sebagai Tersangka)

Status hukum Budi Gunawan itu kemudian berbuntut pada serangkaian peristiwa yang menghiasi dunia politik dan hukum di Tanah Air.

Pertama, Budi batal menjadi Kapolri. Presiden lebih memilih menunjuk Komjen (Pol) Badrodin Haiti yang saat itu menjabat sebagai Wakapolri sebagai Kapolri.

Kedua, hubungan institusi Polri dan KPK memanas untuk yang ketiga kalinya semenjak KPK dibentuk tahun 2003.

Pada 23 Januari 2015, penyidik Bareskrim menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto atas perkara memerintahkan orang untuk memberikan kesaksian palsu di muka sidang.

Setelah itu, berturut-turut penyidik Bareskrim Polri di bawah komando Komjen (Pol) Budi Waseso menyidik sejumlah perkara yang melibatkan pimpinan KPK, yakni Abraham Samad dan Adnan Pandu Praja.

Berkaca dari pengalaman itu, lantas muluskan jalan Budi, kali ini?

Pengamat politik LIPI Siti Zuhro berpendapat, jalan Budi untuk sampai ke posisi Kepala BIN tidak akan sama seperti saat Budi ditunjuk menjadi Kapolri.

Jalan Budi kali ini diprediksi akan lebih mulus dibandingkan sebelumnya.

(Baca: Batal Jadi Kapolri, Budi Gunawan Diminta Tetap Berkontribusi untuk Polri)

"Menurut saya relatif mulus. Ada beberapa bahan pertimbangan yang mendasari itu," ujar Siti melalui sambungan telpon kepada Kompas.com, Jumat (2/9/2016) siang.

Halaman:


Terkini Lainnya

Cara Pemadanan NIK menjadi NPWP

Cara Pemadanan NIK menjadi NPWP

Nasional
LBH Padang Sebut Pernyataan Polisi yang Berubah-ubah soal Kasus Afif Maulana

LBH Padang Sebut Pernyataan Polisi yang Berubah-ubah soal Kasus Afif Maulana

Nasional
DPR Desak Polri Ungkap Kebenaran Terkait Kasus Meninggalnya Afif Maulana

DPR Desak Polri Ungkap Kebenaran Terkait Kasus Meninggalnya Afif Maulana

Nasional
PKB Beri Dukungan ke Sejumlah Bakal Calon Kepala Daerah, Ada Petahana Jambi Al Haris dan Abdullah Sani

PKB Beri Dukungan ke Sejumlah Bakal Calon Kepala Daerah, Ada Petahana Jambi Al Haris dan Abdullah Sani

Nasional
PKB Lirik Sandiaga Uno untuk Maju Pilkada Jabar 2024

PKB Lirik Sandiaga Uno untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Kementerian KP Tekankan Pentingnya Kolaborasi untuk Capai SDGs Poin 14

Kementerian KP Tekankan Pentingnya Kolaborasi untuk Capai SDGs Poin 14

Nasional
Kejagung Sita 713 Ton Gula Kristal dan Uang Rp 200 Juta di Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP

Kejagung Sita 713 Ton Gula Kristal dan Uang Rp 200 Juta di Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP

Nasional
Stranas PK Ungkap Kacaunya Pelabuhan Sebelum Dibenahi: Kapal Parkir Seminggu dan Rawan Korupsi

Stranas PK Ungkap Kacaunya Pelabuhan Sebelum Dibenahi: Kapal Parkir Seminggu dan Rawan Korupsi

Nasional
Temui Wapres, Nahdlatul Wathon Lapor Sedang Dirikan Kantor dan Pesantren di IKN

Temui Wapres, Nahdlatul Wathon Lapor Sedang Dirikan Kantor dan Pesantren di IKN

Nasional
Demokrat-Perindo Jajaki Koalisi untuk Pilkada 2024

Demokrat-Perindo Jajaki Koalisi untuk Pilkada 2024

Nasional
Wacana Koalisi PKS, PKB, PDI-P Berpotensi 'Deadlock' pada Pilkada Jakarta

Wacana Koalisi PKS, PKB, PDI-P Berpotensi "Deadlock" pada Pilkada Jakarta

Nasional
Pangkoarmada I Sebut Kapal Bakamla dan KKP Dikedepankan untuk Turunkan Tensi Laut China Selatan

Pangkoarmada I Sebut Kapal Bakamla dan KKP Dikedepankan untuk Turunkan Tensi Laut China Selatan

Nasional
AHY Mau Data Kementerian ATR/BPN Diunggah ke PDN asalkan Keamanan Terjamin

AHY Mau Data Kementerian ATR/BPN Diunggah ke PDN asalkan Keamanan Terjamin

Nasional
Terungkap di Sidang, Ketua Panitia Lelang Proyek Tol MBZ Tak Punya Sertifikasi

Terungkap di Sidang, Ketua Panitia Lelang Proyek Tol MBZ Tak Punya Sertifikasi

Nasional
93 CSIRT Sudah Terbentuk di Tingkat Pusat, Menko Polhukam Minta Jangan Hanya Jadi Pajangan

93 CSIRT Sudah Terbentuk di Tingkat Pusat, Menko Polhukam Minta Jangan Hanya Jadi Pajangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com