Belum selesai. Tahun 2013 nama Setya kembali menyembul dalam kasus dugaan korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik di Kementerian Dalam Negeri.
Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat menuding Setya dan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sebagai pengendali proyek e-KTP. Menurut Nazaruddin, Setya membagi-bagi fee proyek e-KTP ke sejumlah anggota DPR.
Setya juga disebut Nazaruddin mengutak-atik perencanaan dan anggaran proyek senilai Rp 5,9 triliun tersebut.
Setya membantah terlibat, apalagi membagi-bagikan fee. Dia mengaku tidak tahu-menahu soal proyek e-KTP.
Kasus e-KTP masih dalam proses penyidikan KPK. Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Sugiharto telah ditetapkan sebagai tersangka.
Suap Ketua MK
Tahun 2014 nama Setya juga muncul di seputar kasus suap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. KPK mengusut dugaan keterlibatan Setya dalam kasus dugaan suap terkait penanganan perkara sengketa pilkada Jawa Timur di Mahkamah Konstitusi dengan tersangka mantan Ketua MK Akil Mochtar.
Ada rekaman pembicaraan melalui BlackBerry Messenger antara Akil dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jatim sekaligus Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Jawa Zainuddin Amali.
Dalam percakapan itu Akil meminta uang Rp 10 miliar dari Zainuddin. Akil menyebut Setya membiayai sengketa Pilkada Jawa Timur.
Setya membantah ada permintaan uang dari Akil. Cerita selesai.
***
Setya memang pandai melawan jatuh. Partai Golkar pun demikian. Euforia reformasi yang menumbangkan kekuasaan Orde Baru Soeharto tak lantas membuat beringin tumbang.
Golkar tahu, salah satu cara untuk melawan jatuh adalah bersandar. Maka, tak ada dalam sejarahnya Golkar menjadi oposisi.
Meski tak pernah memenangi pemilihan presiden, Golkar tak pernah lepas dari lingkaran kekuasan. Baik di masa Orde Baru atau Reformasi, Golkar selalu bersandar pada kekuasaan.
Begitu pula Golkar di bawah Setya. Beringin yang bersimpang jalan dengan pemerintah di era Aburizal Bakrie kini memilih untuk kembali bersandar pada kekuasaan dan meninggalkan Gerindra sendirian di pojokan sana.
Setya memang pandai melawan jatuh. Soal kasus etika,....ah sudahlah, sampai sini saja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.