Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heru Margianto
Managing Editor Kompas.com

Wartawan Kompas.com. Meminati isu-isu politik dan keberagaman. Penikmat bintang-bintang di langit malam. 

Golkar dan Ketua Umum Baru yang Nyaris Jatuh Tertidur

Kompas.com - 18/05/2016, 06:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Nama Setya sempat disebut-sebut dalam kasus impor limbah B3 (bahan beracun berbahaya) yang ditemukan di Pulau Galang Baru, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Akhir September 2004, media massa mengangkat soal penimbunan ribuan kantong “material organik” di Pulau Galang. Dari ribuan kantong itu, ditemukan limbah B3 seberat 1.149 ton.

Pemilik timbunan itu adalah PT Asia Pacific Eco Lestari (APEL) yang mengimpor "material organik" tersebut dari Singapura melalui Asia Resources Enterprises Ltd. Setya adalah Komisaris PT APEL.

Dalam dokumen kepabeanan disebut, material organik itu adalah pupuk. Namun, hasil analisa Sucofindo, Australia Laboratory Services Indonesia, dan Badan Tenaga Nuklir Nasional, "material organik" tersebut mengandung limbah radio aktif.

Komisi VII DPR yang membawahi persoalan lingkungan hidup bahkan membentuk Panitia Kerja (Panja) Penanganan Bahan Beracun Berbahaya untuk menindaklanjuti kasus ini.

Majelis hakim Pengadilan Negeri Batam menjatuhkan hukuman enam bulan penjara kepada Rudi Alfonso, Direktur PT APEL. Setya tak tersentuh.

Beras Vietnam

Usai urusan limbah beracun, pada 2006 nama Setya kembali disebut dalam kasus penyelundupan beras dari Vietnam sebanyak 60 ribu ton.

Setya yang saat itu menjadi Ketua DPP Partai Golkar bersama Direktur Utama PT Hexatama Finindo, Gordianus Setyo Lelono, dilaporkan ke polisi oleh Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) atas dugaan tindak pidana kepabeanan, pajak, penggelapan, dan penipuan.

Kasus yang dilaporkan terkait impor beras oleh Inkud dari Vietnam Southern Food Corporation. Menurut laporan itu, pada Februari-Desember 2003, Setya dan Setyo diduga dengan sengaja memindahkan 60.000 ton beras yang diimpor Inkud dari gudang pabean ke gudang nonpabean. Padahal, bea masuk dan pajak beras itu belum dibayar. Kerugian negara diperkirakan sebesar Rp 122,5 miliar.

Setya sempat diperiksa penyidik Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung pada 27 Juli 2006 sebagai saksi. Setya juga sempat dimintai keterangan oleh Badan Kehormatan DPR. Ia membantah terlibat dalam kasus ini.

PON Riau

Masih ada lagi. Pada tahun 2014 nama Setya kembali muncul dalam pusaran kaus suap penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Riau pada 2012. Dalam kasus tersebut mantan Gubernur Riau Rusli Zainal divonis 14 tahun di tingkat kasasi.

Rusli dijerat dua kasus yaitu soal penyalahgunaan izin kehutanan dan suap dalam kasus PON. Dalam kasus PON ia dinyatakan terbukti memberikan uang suap kepada sejumlah anggota DPR sebesar Rp 900 juta.

Nah, nama Setya disebut oleh mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Riau Lukman Abbas saat memberikan kesaksian di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pekanbaru dalam persidangan Rusli.

Lukman bercerita, awal Februari 2012, ia pernah menemani Rusli untuk mengajukan proposal bantuan dana APBN untuk keperluan PON melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga senilai Rp 290 miliar. Proposal itu, kata Lukman, disampaikan Rusli kepada Setya Novanto di ruang kerja Setya.

Untuk memuluskan pencairan dana, kata Lukman, harus disediakan dana 1.050.000 dollar AS (atau sekitar Rp 9 miliar). Setelah pertemuan tersebut, Lukman mengaku diminta menyerahkan uang kepada anggota Komisi X DPR Kahar Muzakir. Lukman kemudian menemuinya di lantai 12 Gedung Parlemen dan menyerahkan 850.000 dollar AS kepada ajudan Kahar.

KPK sempat menggeledah ruang Setya dan Kahar di DPR. Baik Setya dan Kahar membantah kesaksian Lukman.

E-KTP

Halaman:


Terkini Lainnya

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com