Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Kompas.com - 18/04/2024, 22:47 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono mencurigai Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) terhadap formulir C.Hasil TPS yang tiba-tiba disetop KPU saat suara PPP telah mencapai 4 persen.

Mardiono merasa aneh dengan kejadian tersebut, terutama karena suara PPP sedang merangkak naik dari 3,8 persen menjadi 4,02 persen.

Hal tersebut Mardiono sampaikan dalam program Rosi di Kompas TV, Kamis (18/4/2024) malam.

Baca juga: Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Mulanya, Mardiono menyebut dirinya terkejut ketika PPP dinyatakan tidak lolos ke DPR pada Pileg 2024.

"Walaupun pada saat itu itu kita berpikir ini memang suatu keniscayaan yang memang harus terjadi, tetapi memang ada keterkejutan," ujar Mardiono.

Mardiono menjelaskan, di hari-hari menjelang Pemilu 2024, PPP sudah mempersiapkan diri dengan baik.

Dia menyebut suara PPP masih berada di atas 4 persen, berdasarkan data yang mereka himpun sendiri.

Baca juga: Ragam Respons Partai Pendukung Prabowo soal PPP yang Siap Gabung: Beri Syarat dan Perlu Dibicarakan Dulu

"Kita masih meyakini bahwa dari perolehan suara yang kita rangkum di pusat tabulasi nasional kita, itu kita masih bisa dapat lebih dari 4 persen. Itu menjelang pemilu kita sudah mendapatkan laporan-laporan itu," tuturnya.

Mardiono mengungkapkan, ketika perhitungan suara dimulai, KPU menyediakan real count dan Sirekap.

Suara PPP, kata dia, cenderung naik turun berdasarkan pemantauan dari teknologi yang disediakan oleh KPU itu.

Namun, Mardiono merasa aneh ketika suara PPP telah mencapai 4 persen di Sirekap, atau telah melalui ambang batas parlemen, Sirekap tiba-tiba mati.

Baca juga: Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

"Terakhir itu kita setelah alami penurunan di hari ketiga, keempat, lalu kalau tidak salah kita berada dalam posisi 3,8, kemudian naik ke 3,9 sekian persen, kemudian naik lagi jadi 4,02 persen, lalu Sirekap itu mati. Tidak beredar lagi," kata Mardiono.

"Iya, iya tentu (melihat keanehan karena suara PPP sudah 4 persen, lalu tiba-tiba turun setelah Sirekap mati). Karena memang walaupun pada akhirnya KPU itu mengacu pada perhitungan secara manual, tetapi kalau ketika kita masuk ke jalan tol, kemudian kita sudah disuguhi sudah kemacetan yang di mana-mana, itu rasanya pengemudi akan trauma untuk jalankan kendaraannya untuk kemudian kita akan bisa tancap gas. Itu tentu pengaruhi psikologi kader-kader kami," sambungnya.

Sementara itu, Mardiono kembali mengungkapkan rasa ketidakpercayaannya atas tidak lolosnya PPP ke parlemen.

Baca juga: Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Dia mengungkit bahwa suara PPP sebenarnya mencapai 6 juta suara, atau berada di atas 4 persen.

Mardiono heran dengan KPU yang sudah melaksanakan pemilu berkali-kali, namun kecanggihan alat-alatnya masih dipertanyakan.

"Kemudian ada kejanggalan sedikit bahwa kenapa Sirekap dan real count itu kemudian menghilang sebelum perhitungan akhir. Sedangkan kalau kita banyak rekan-rekan juga yang tempatkan pada PPP sebagai partai yang berbasis tradisional itu, kita sudah yakini bahwa tentu KPU akan semakin canggih, karena kita sudah laksanakan pemilu sejak kita merdeka negeri ini," imbuh Mardiono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com