JAKARTA, KOMPAS.com – Eks kuasa hukum Bharada E atau Richard Eliezer, Ronny Talapessy, kini menempatkan diri sebagai calon legislatif (caleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Dorongan partai pengusung menjadikan Ronny kian optimistis berkontestasi dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) pada Pemilu 2024.
Meski namanya baru mencuat ketika menangani Bharada E, Ronny sebenarnya telah lama aktif berpolitik. Bahkan, keikutsertaannya di partai berlambang banteng bermoncong putih itu sudah dimulai sejak duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).
Ia pun tidak hanya menjadi anggota biasa, tetapi juga telah menjalani proses kaderisasi yang panjang dalam partai, mulai dari tingkat pratama, madya, hingga utama atau nasional. Ia juga tiga kali mengikuti sekolah partai pada 2016, 2017, dan 2019.
Jadi, keputusan untuk menjadi caleg pada Pemilu 2024 selain karena dorongan partai, dinilainya bukanlah suatu aji mumpung. Sejak lama, Ronny sudah merasakan panggilan politik dan memiliki keinginan kuat untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa.
“Sejak SMA saya sudah masuk PDI-P dan ikut kampanye. Jadi, kalau ada yang menganggap aji mumpung, tidak perlu ditanggapi karena saya sudah berpartai jauh hari,” ujarnya saat ditemui oleh Kompas.com di Kantor RBT Law Firm d Jakarta Selatan, Kamis (16/11/2023).
Ia melanjutkan, kader-kader yang lolos tingkat utama atau nasional umumnya mendapat penugasan politik. Mereka memang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin, baik daerah maupun legislatif. Contohnya, seperti Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), kader PDI-P yang sempat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017.
Ronny menceritakan proses kaderisasi PDI-P. Menurutnya, hal tersebut tidaklah mudah. Selain passion melayani masyarakat, kader juga harus punya komitmen kuat dan kedisiplinan tinggi.
“Sebab, pendidikan di sekolah partai (itu) keras dan disiplin, (kami dibiasakan) mulai dari bangun pagi, belajar teori, hingga turun ke masyarakat. Kami benar-benar ditempa. Tidak boleh juga bawa handphone. Aturan ini berlaku adil tanpa memandang latar belakang calon kader,” ujarnya.
Dalam berpolitik, lumrah bagi kader berpindah partai. Namun, bagi Ronny, hal ini tidak berlaku meski tak sedikit partai lain yang ingin meminangnya. Ia menegaskan bahwa ideologi partai dan nilai-nilai Pancasila menjadi dasar loyalitasnya pada PDI-P.
“Partai yang konsisten bicara soal ideologi Pancasila ya kan PDI-P saja,” ucapnya.
Selain itu, menurutnya, PDI-P juga senantiasa berbenah secara internal bila terjadi masalah di samping memiliki visi dan misi yang jelas. Isinya pun politisi-politisi senior yang bisa ia jadikan motivator dalam berpolitik.
“Seorang pemimpin harus berproses, tidak ada yang instan. Kalau kemarin saya sempat kalah di Pileg 2019, solusinya bukan pindah partai dan menyerah. Ideologi yang membuat saya loyal terhadap partai. Selain diajarkan nilai-nilai Pancasila, PDI-P mengenalkan saya pada realitas kehidupan masyarakat,” ujar Ronny.
Perlu diketahui, sebelumnya, Ronny sempat maju dalam Pileg 2019 sebagai caleg DPR RI Banten II. Hanya saja, raihan suaranya kecil atau cuma sampai tiga besar.
Sebagai seorang yang memiliki latar belakang hukum, Ronny melihat bahwa dunia politik dan hukum saling bersentuhan. Karena itu, supremasi hukum di Indonesia menjadi tujuan utamanya bila menang sebagai caleg dalam Pemilu 2024.