Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AMAN Sayangkan Pidato Kenegaraan Jokowi Tak Singgung Pengakuan Masyarakat Adat

Kompas.com - 18/08/2023, 14:47 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menyayangkan pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai sama sekali tidak menyinggung pengakuan keberadaan masyarakat adat.

Deputi II Sekjen Aman bidang Advokasi dan Partisipasi Politik Masyarakat Adat Erasmus Cahyadi mengatakan dalam pidatonya, Jokowi hanya menyinggung sedikit soal isu lingkungan, tapi tidak dengan pengakuan masyarakat adat dan reformasi agraria.

"Ada beberapa kata kunci dari pidato yang menurut saya kita lihat bersama. Pertama dalam pidato itu Presiden Joko Widodo sama sekali tidak menyinggung soal agenda-agenda reforma agraria, pengakuan masyarakat adat, soal lingkungan juga disinggung sangat minor," kata Erasmus dalam konferensi pers virtual, Jumat (18/8/2023).

Baca juga: Jubir Gerindra Tepis Jokowi Cawe-cawe Dukung Prabowo-Gibran

Erasmus mengatakan, Jokowi malah menyinggung besaran dana desa yang sudah digelontorkan sebesar Rp 2.045 triliun sejak ia menjabat.

Begitu juga soal cita-cita Indonesia Emas 2045 yang dicapai tanpa singgungan dengan pengakuan masyarakat adat di Indonesia.

Jokowi, kata Erasmus, menyinggung soal perizinan, kepastian hukum, dan pencegahan korupsi yang tak lain adalah masalah yang dinilai justru timbul saat Jokowi berkuasa.

"Tema-tema ini adalah tema yang kontroversial selama 10 tahun terakhir, kepastian hukum dalam 10 tahun terakhir terjerembab pada kepastian undang-undang," ucapnya.

Baca juga: Tanggapi Pidato Jokowi soal Pemimpin Masa Depan, Anies: Negara Ini Bukan Karya Satu Orang

Erasmus juga menggarisbawahi pidato Jokowi yang dinilai mendukung kebijakan-kebijakan tidak populer yang seringkali mengorbankan masyarakat adat.

"Ada beberapa hal lain yang juga disinggung dalam pidato antara lain yaitu yang dikehendaki seorang pemimpin yang memiliki keberanian untuk mengambil kebijakan meski tidak populer," kata Erasmus.

"Kita tahu kalau saya dan kawan-kawan mungkin bisa kita memahami arah seperti ini. Hal lain itu nampaknya industri tambang, sawit, itu memang menjadi primadona karena dua hal itu disinggung untuk mencapai kemajuan ekonomi," imbuh dia.

Tema yang dipilih Jokowi tersebut dinilai menjadi tanda isu tentang masyarakat adat dan reformasi agraria jalan di tempat.

"Ini menunjukkan selama pemerintahan Jokowi memang tidak ada kemajuan berarti dari agenda-agenda selama ini kita dorong, agenda pengakuan masyarakat adat, reforma agraria, keadilan ekologis, itu nyaris menjadi tetap menjadi pertanyaan besar," ucap dia.

Diketahui, Presiden Jokowi menyampaikan pidato kenegaraan yang disampaikan pada sidang Tahunan MPR, DPR, dan DPD di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta 16 Agustus 2023.

Ada beragam isu yang disampaikan Jokowi dalam pidato tersebut mulai dari isu politik, hilirisasi, lapangan kerja dan tingkat pengangguran, target pertumbuhan ekonomi hingga ketahanan pangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com