JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, tiba-tiba mengaku mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari PDI Perjuangan untuk Pemilu 2024.
Ferdinand mengaku menggantikan anggota Komisi I DPR Fraksi PDI-P, Effendi Simbolon, sebagai bakal caleg (bacaleg) daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta III.
"Saat ini posisi saya ada dalam daftar 8 orang bacaleg Dapil 3 Jakarta Kodya Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu. Dan di antara nama itu, tidak ada nama Effendi Simbolon," kata Ferdinand saat dimintai konfirmasi, Kamis (3/8/2023).
Baca juga: Ferdinand Hutahaean Mengaku Gantikan Effendi Simbolon Jadi Bacaleg PDI-P
Ferdinand mengeklaim, dirinya ditugaskan PDI-P untuk mengisi dapil tersebut. Namun, ia mengaku tak tahu kenapa Effendi Simbolon digantikan olehnya.
"Terkait alasannya, itu adalah kebijakan partai atau DPP PDI Perjuangan," imbuhnya.
Ferdinand bukanlah sosok baru di politik. Sebelum bernaung di PDI-P, dirinya pernah berkiprah di sejumlah partai.
Nama Ferdinand dikenal sejak menjadi politikus Partai Demokrat. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Demokrat periode 2015-2020.
Namun, pada Oktober 2020, Ferdinand mundur dari partai yang telah membesarkan namanya.
"Ya betul, saya memang telah resmi umumkan mengundurkan diri lewat akun Twitter saya," ujar Ferdinand ketika dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (11/10/2020).
Baca juga: Eks Napi Kasus Berita Bohong Ferdinand Hutahaean Gabung Gerindra, Sebelumnya Kader Demokrat
Saat itu, Ferdinand mengaku, dirinya mundur dari Demokrat karena punya prinsip dan cara pandang yang berbeda dengan partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut terkait isu-isu nasional, salah satunya ihwal Undang-undang Cipta Kerja.
Pada awal Oktober 2020, DPR mengesahkan UU Cipta Kerja. Namun, Demokrat dan PKS menyatakan penolakan.
"Perbedaan prinsip dan perbedaan cara pandang terkait isu-isu nasional antara saya dan pengurus lainnya adalah alasan utama," kata Ferdinand.
"Terakhir kemarin cara pandang terhadap UU Cipta Kerja yang sangat mendasar bagi saya semakin menguatkan pilihan saya untuk mundur," lanjutnya.
Selain itu, Ferdinand mengatakan, dirinya punya perbedaan prinsip terkait cara pengelolaan partai. Prinsip tersebut membuat Ferdinand tak nyaman sehingga dia memutuskan meninggalkan Demokrat.
"Daripada jadi konflik di internal, lebih baik saya pergi dengan keyakinan prinsip politik saya bahwa kepentingan bangsa jauh di atas segalanya, termasuk di atas kepentingan politik kelompok. Maka saya bersikap untuk pergi dan mundur," tuturnya.
Baca juga: Cuitan Ferdinand Hutahaean yang Mengantarkannya Divonis 5 Bulan Penjara