JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) diminta menghapus anggaran belanja gas air mata untuk kegiatan apa pun.
Hal itu dinilai penting dilakukan untuk mencegah terjadinya peristiwa nahas tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, terulang.
Rekomendasi tersebut tertuang dari hasil riset Institute Criminal Justice Reform (ICJR) bersama Koalisi Masyarakat Sipil yang diterbitkan pada 27 Juni 2023.
"Kemenkeu bersama Bappenas menghapus anggaran belanja gas air mata untuk kegiatan apa pun dan tujuan apa pun, serta di instansi Kementerian/Lembaga atau badan manapun, baik kepolisian, TNI, Kemendagri dan lainnya," tulis riset itu dikutip Kompas.com Jumat, (30/6/2023).
Baca juga: Riset ICJR: Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan Masuk Kualifikasi Gas Beracun
Selain itu, ICJR juga meminta agar pemerintah pusat melarang total penggunaan gas air mata oleh instansi pemerintah untuk kegiatan apa pun.
Termasuk, mencabut izin terhadap penggunaan gas air mata yang telah dikeluarkan saat ini.
Dari aspek olahraga, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kementerian PUPR diminta melakukan asesmen terhadap seluruh kondisi Gelanggang Olahraga (GOR) yang ada di Indonesia.
"Juga melakukan perbaikan dan renovasi terhadap fasilitas olahraga sesuai standar internasional," kata ICJR.
Pemerintah juga didesak untuk mengevaluasi kepolisian dari budaya kekerasan, fungsi, dan struktur.
Evaluasi terkait pendanaan dan kelembagaan kepolisian juga dinilai perlu dilakukan pasca peristiwa yang menewaskan ratusan masyarakat sipil itu.
"Pemerintah bersama DPR melakukan evaluasi terkait lembaga pengawasan kepolisian," tulis ICJR.
Tragedi Kanjuruhan merupakan tragedi sepakbola di Indonesia yang merenggut 134 korban jiwa akibat lontaran gas air mata petugas kepolisian.
Peristiwa nahas itu terjadi usai laga Persebaya versus Arema Malang di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober 2022.
Usai laga berakhir, beberapa supporter Arema turun ke tengah lapangan. Kemudian, para supporter dihujani tembakan gas air mata oleh petugas.
Termasuk, para penonton yang masih berada di atas tribun, turut dihujani tembakan gas air mata sehingga penonton panik ingin keluar stadion.