Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Diprediksi Kena "Karma" jika Keluar dari Koalisi Perubahan

Kompas.com - 12/06/2023, 16:15 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah dampak negatif diperkirakan bakal dialami Partai Demokrat jika memutuskan hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dan berlabuh ke kubu lain.

Saat ini Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dilaporkan tengah menjalin komunikasi dengan Partai Demokrat.

Hal itu terjadi setelah Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P bidang politik, Puan Maharani, menyebut Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk dalam daftar kandidat bakal calon wakil presiden bagi Ganjar Pranowo.

Menanggapi hal itu, Partai Demokrat dan AHY menyatakan menghormati keputusan PDI-P sekaligus menyampaikan sampai saat ini masih berada di KPP.

Baca juga: Puan Akan Temui AHY, PDI-P: Kami Tak Punya Niat Rusak Koalisi

Di sisi lain, Partai Demokrat juga memberikan sinyal menginginkan supaya kepentingan mereka terakomodasi oleh KPP. Yakni AHY terpilih menjadi bakal cawapres dari bakal capres KPP, Anies Baswedan.

Maka dari itu Demokrat mengusulkan supaya deklarasi bakal cawapres Anies dipercepat dengan alasan mencegah penurunan elektabilitas.

Akan tetapi, 2 anggota KPP yakni Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merasa keberatan dengan desakan Demokrat.

Menurut peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, Demokrat justru bakal merugi jika pindah dari KPP atau merapat dengan PDI-P.

"Risiko politik juga akan dihadapi oleh Partai Demokrat apabila nanti memang meninggalkan Koalisi Perubahan ini untuk merapat berkoalisi dengan PDI Perjuangan mengusung Ganjar," kata Bawono saat dihubungi, Senin (12/6/2023).

Baca juga: Bocoran PDI-P soal 7 Nama di Bursa Cawapres Ganjar: Dari AHY sampai Basuki Hadimuljono

Menurut Bawono, selama 5 tahun belakangan Partai Demokrat kerap mengkritik kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jika mendadak mereka justru mengubah sikap dan merapat ke PDI-P maka bakal menuai cibiran.

"Kalau Partai Demokrat kemudian nanti memutuskan untuk bergabung dengan PDI Perjuangan itu berarti mereka menjilat ludah mereka sendiri. Bagaimana dengan narasi-narasi perubahan selama ini mereka jual kepada pemilih? Apakah itu sekadar omong kosong saja?" ucap Bawono.


Di sisi lain, kata Bawono, citra Partai Demokrat di mata masyarakat juga bakal negatif jika mereka memutuskan hengkang dari KPP.

"Publik tentu saja nanti akan melihat inkonsistensi sikap politik dari Partai Demokrat ini sebagai pragmatisme demi kekuasaan," ucap Bawono.

Di sisi lain, Bawono meyakini Partai Demokrat tidak bakal pergi dari KPP apakah AHY terpilih atau tidak menjadi bakal cawapres Anies.

Baca juga: PKS Tak Khawatir Demokrat Berbalik Arah Setelah AHY Bertemu Puan

Penyebabnya adalah, kata Bawono, Partai Demokrat adalah salah satu penggagas Koalisi Perubahan dan bukan hanya sekadar pelengkap.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com