Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Akan Periksa TKP Penembakan Brigadir J Setelah Periksa Irjen Ferdy Sambo dan Istrinya

Kompas.com - 02/08/2022, 13:55 WIB
Singgih Wiryono,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengungkapkan alasan Komnas HAM belum juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dalam perkara penembakan yang menewaskan Brigadir J.

Beka menjelaskan, Komnas HAM saat ini masih terus mengumpulkan keterangan dan bahan yang bisa menjelaskan peristiwa yang terjadi di TKP, termasuk orang-orang di sekitar Irjen Ferdy Sambo.

Baca juga: Soal Dugaan Keterlibatan Skuad Lama Ferdy Sambo dengan Kematian Brigadir J, Ini Kata Komnas HAM

"Komnas HAM belum sampai olah TKP, kenapa belum olah TKP karena kami menganggap bahan-bahan yang kami kumpulkan dari orang-orang di sekitar Ferdy Sambo belum selesai semuanya," ujar Beka dalam acara Aiman di Kompas TV, Senin (1/8/2022) malam.

Beka mengatakan, Komnas HAM akan melakukan olah TKP setelah mendapat keterangan Irjen Ferdy Sambo dan istrinya Putri Chandrawathi.

Baca juga: Komnas HAM Sebut Hasil PCR Tunjukkan Brigadir J Tes Bareng Bharada E di Rumah Sambo

"Setelah kami mendapat itu semua (keterangan), mendapat keterangan dari irjen Ferdy Sambo dan istrinya, kami baru olah TKP," papar Beka.

Beka juga menjelaskan, keterangan yang dikeluarkan oleh Komnas HAM bisa saja berbeda dari keterangan yang dipublikasikan pihak kepolisian, khususnya keterangan awal yang dipublikasi pada 11 Juli oleh Mabes Polri.

Sebab Komnas HAM, ujar Beka, memulai penyelidikan tersebut di titik yang berbeda yaitu dari pihak keluarga Brigadir J, kemudian hasil forensik jenazah hingga data CCTV.

Baca juga: Kasus Brigadir J, Komnas HAM Panggil Puslabfor Polri pada Rabu

Dia juga memastikan, Komnas HAM bergerak dengan cara independen sehingga ada kemungkinan perbedaan dengan keterangan yang dikeluarkan Polri.

"Mungkin berbeda, kenapa berbeda karena jelas kami melakukan penyelidikan independen," kata Beka.

"Terus kami titik mulainya berbeda, kami memulai dari keluarga Brigadir J dan orang-orang terdekat, kemudian terkait dengan jenazah, baru kemudian forensik, ajudan sampai sekarang CCTV," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com