Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Kementan Stok Kedelai Defisit, Perlu Impor hingga 3 Juta Ton

Kompas.com - 22/03/2022, 15:29 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kebutuhan kedelai dalam negeri pada tahun 2022 diperkirakan harus dipenuhi melalui impor hingga nyaris 3 juta ton.

“Untuk komoditi kedelai, bawang putih, daging lembu sapi, dan gula konsumsi pemenuhannya selain dari produksi dalam negeri juga dari substitusi impor yang ada,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI pada Selasa (22/3/2022).

Dari Data Prognosa Neraca Komoditas Pangan Strategis Kementerian Pertanian yang dipaparkan, neraca antara ketersediaan dan kebutuhan kedelai dalam negeri diperkirakan defisit 2,5 juta ton, tepatnya 2.592.226 ton.

Pemerintah diperkirakan perlu mengimpor 2.842.226 ton kedelai tahun ini, untuk menambal kebutuhan dalam negeri 2.983.511 ton. Sebab, ketersediaan kedelai tanpa impor tahun ini disebut hanya 391.285 ton.

Baca juga: Asosiasi Pedagang: Harga Minyak Goreng, Kedelai, hingga Daging Sapi Naik Tidak Wajar

Dari segi kuantitas, impor kedelai akan menjadi impor terbesar dibandingkan komoditas-komoditas pangan strategis lain yang juga diperkirakan butuh impor.

Sebagai gambaran, pemerintah memproyeksikan impor bawang putih sebesar 366.900 ton, gula konsumsi 234.692 ton, dan daging sapi 134.356 ton.

Syahrul mengklaim bahwa pihaknya memang perlu melakukan stabilisasi kedelai. Ia menyebut sejumlah agenda telah disusun untuk itu.

“Jangka pendek atau darurat/SOS dengan buffer stock 20.000 ton in/out. Agenda temporer memperluas tanaman kedelai, April, Juni, Juli, Oktober, masing-masing 300.000 hektar, dan agenda permanen memperluas tanaman kedelai dengan target 1 juta hektar tahun depan,” jelas Syahrul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com