JAKARTA, KOMPAS.com - Vaksin Janssen adalah vaksin Covid-19 pertama dengan dosis tunggal. Janssen adalah vaksin yang dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies dengan platform Non-Replicating Viral Vector menggunakan vector Adenovirus (Ad26).
Vaksin ini diproduksi di beberapa fasilitas produksi, antara lain di Grand River USA, Aspen South Africa, dan Catalent Indiana, USA.
Di Indonesia, vaksin Janssen didaftarkan oleh PT Integrated Health Indonesia (IHI) sebagai pemegang EUA dan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan, khasiat, dan mutu vaksin.
Baca juga: Pemerintah Diminta Alokasikan Vaksin Johnson & Johnson untuk Masyarakat Adat dan Kelompok Rentan
Berikut perjalanan vaksin Janssen sejak awal dikembangkan hingga dapat penggunaan izin darurat sebagai vaksin untuk mencegah Covid-19, seperti dikutip dari Kompaspedia.
28 Januari 2020
Johnson & Johnson mengumumkan rencana pengembangan vaksin Covid-19 yang berasal dari teknologi vaksin yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun sebelumnya oleh Janssen. Janssen adalah perusahaan farmasi dari Johnson & Johnson.
11 Februari 2020
Janssen mengumumkan kerja sama dengan Biomedical Advanced Research and Development Authority (BARDA), yang merupakan lembaga di bawah naungan Departemen Kesehatan Amerika Serikat. Dengan kerja sama ini, BARDA mendanai pengembangan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Janssen.
Baca juga: Wamenkes: Vaksin Johnson & Johnson untuk Warga Berusia 18 Tahun ke Atas, Dosisnya Tunggal
13 Maret 2020
Janssen mengumumkan kerja sama dengan laboratorium virologi Beth Israel Deaconess Medical Center (BIDMC) dalam hal mengidentifikasi kandidat vaksin yang akan digunakan dalam uji klinis. Teknologi vaksin yang digunakan adalah teknologi vaksin Janssen bernama AdVac.
10 Juni 2020
Janssen mengumumkan dimulainya uji klinis tahap I/IIa vaksin Covid-19 dengan kode Ad26.COV2-S rekombinan. Uji klinis tersebut dilakukan dengan uji coba terhadap 1.045 orang dewasa usia 18-55 tahun dan 65 tahun ke atas di Amerika Serikat dan Belgia.
30 Juli 2020
Janssen mengumumkan hasil uji praklinis vaksin Covid-19 yang sedang dalam uji klinis tahap I/IIa. Hasil uji praklinis yang dipublikasikan pada jurnal Nature menunjukkan, kandidat vaksin menimbulkan respons antibodi yang kuat hanya dengan pemberian satu dosis. Uji praklinis ini dilakukan oleh peneliti dari BIDMC.