JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menemukan sejumlah faktor yang mempercepat penyebaran api saat kebakaran melalap Gedung Utama Kejaksaan Agung beberapa waktu lalu.
Salah satu faktornya adalah adanya minyak pembersih atau dust cleaner atau minyak lobi yang disimpan dalam gudang cleaning service.
“Penyebaran api tersebut karena adanya akseleran atau ACP pada lapisan luar gedung,” kata Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Kamis (17/2020).
“Dan juga ada beberapa cairan minyak lobi yang mengandung senyawa hidrokarbon,” sambung dia.
Baca juga: Bareskrim Temukan Dugaan Pidana Kasus Kebakaran Kejagung
Faktor lainnya yakni, kondisi gedung yang disekat oleh bahan mudah terbakar, seperti gipsum, lantai parkit, panel HPL, dan lainnya.
Listyo menuturkan, api tersebut diduga berasal dari lantai 6 ruang rapat Biro Kepegawaian.
Sebelum terjadi kebakaran, ada petugas yang sedang melakukan renovasi di lantai 6 gedung tersebut. Ia menambahkan, hal ini turut didalami.
Polisi juga menemukan ada saksi yang berusaha memadamkan api. Namun, infrastruktur serta sarana dan prasarana tidak memadai sehingga api membesar.
"Namun karena tidak terdukung dengan infrastruktur dan sarana prasarana yang memadai sehingga kemudian api tersebut semakin membesar," ucap Listyo.
Baca juga: Olah TKP Gedung Kejagung yang Terbakar, Puslabfor Polri Ambil CCTV
Maka dari itu, dibutuhkan bantuan dari dinas pemadam kebakaran. Kebakaran yang terjadi pada 22 Agustus 2020 pukul 18.15 WIB tersebut akhirnya dapat dipadamkan pada 23 Agustus 2020 pukul 06.15 WIB.
Akibat kejadian itu, seluruh ruangan di Gedung Utama Kejagung habis terbakar.
Dalam kasus itu, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) sebanyak enam kali, prarekonstruksi, mengamankan kamera CCTV, mengambil sampel seperti abu dan potongan kayu sisa kebakaran, serta memeriksa 131 orang saksi.
Penyidik kemudian menyimpulkan adanya dugaan pidana dalam kasus kebakaran tersebut sehingga dilakukan gelar perkara pada Kamis hari ini.
Dalam gelar perkara yang turut dihadiri oleh pihak Kejagung itupun akhirnya disepakati bahwa kasus tersebut ditingkatkan ke tahap penyidikan.
“Peristiwa yang terjadi sementara penyidik berkesimpulan terdapat dugaan peristiwa pidana,” tuturnya.