Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Maaf soal Kabinet, Jokowi Dinilai Tunjukkan Kerendahan Hati

Kompas.com - 29/10/2019, 08:33 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Politik dari Komite Pemilih Indonesia (TePi) Jeirry Sumampow menilai, permintaan maaf Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal kabinet dikarenakan Jokowi menyadari banyak kelompok pendukungnya yang kecewa.

"Saya kira Jokowi menyadari bahwa ada banyak kelompok yang kecewa karena tak bisa diakomodasi dalam kabinet. Apalagi dia tahu juga ada banyak kelompok, baik partai maupun bukan partai, yang menjadi pendukungnya waktu pilpres lalu," kata Jeirry kepada Kompas.com, Senin (28/10/2019).

Dalam konteks itu, kata Jeirry, permintaan maaf yang disampaikan Jokowi saat membuka Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila pada Sabtu (26/10/2019) kemarin bisa dipahami.

Baca juga: Jokowi Minta Maaf Ada Pendukung Tak Masuk Kabinet, Puan: Nggak Mungkin Semua Diakomodir

Bahkan, kata dia, permintaan maaf yang dilakukan Jokowi itu bernada positif, terutama agar pihak yang merasa kecewa itu bisa memahami situasi sulit yang dialami Jokowi saat menyusun kabinet.

"Ini juga menunjukkan kerendahan hati Presiden. Sebab, meskipun itu hak prerogatifnya, tetapi beliau masih mau mendengar dan menerima masukan masyarakat. Bahkan, meminta maaf ketika masukan itu tak bisa diakomodasi semua," kata dia.

Oleh karena itu, Jeirry pun tidak melihat ada kesalahan ataupun pelanggaran yang dilakukan Jokowi dengan meminta maaf soal kabinet.

Hal tersebut justru dinilainya baik untuk meredam kekecewaan yang lebih panjang dari para pendukungnya.

"Sebab, bagaimanapun proses pembangunan ke depan membutuhkan partisipasi semua pihak dan kalau perasaan kecewa itu bisa diredam, maka partisipasi masyarakat akan makin kuat dalam bersinergi dengan pemerintahan Jokowi dalam memajukan bangsa ini," ucap Jeirry. 

Baca juga: Mereka yang Kecewa dan Maaf Jokowi soal Formasi Kabinet Indonesia Maju...

Adapun Presiden Jokowi meminta maaf jika ada pendukungnya yang tidak terakomodasi untuk masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju saat membuka Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila di Jakarta, Sabtu (26/10/2019).

"Mungkin sebagian yang hadir ada yang kecewa. Mohon maaf tak bisa mengakomodasi semuanya," kata Jokowi.

Turut hadir dalam acara itu kader Pemuda Pancasila yang juga Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO).

Partai Hanura yang dipimpin OSO pada Pilpres 2019 lalu mendukung Jokowi dan Ma'ruf Amin, tetapi hingga saat ini Jokowi belum memberikan jatah kursi kader partai tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com