JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Arwani Thomafi meminta aparat keamanan menindak tegas pelaku pembantaian pekerja proyek PT Istaka Karya yang terjadi di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, pada Minggu (2/12/2018).
Ia menilai, peristiwa tersebut merupakan ancaman serius terhadap kedaulatan NKRI dan program pembangunan di Papua yang tengah diupayakan pemerintah.
Menurut Arwani, penyerangan itu bukan lagi masuk kategori kriminal biasa, melainkan teror bagi keamanan nasional.
Baca juga: Menhan: Tidak Ada Negosiasi, Menyerah atau Diselesaikan
"Peristiwa ini menjadi ancaman serius terhadap kedaulatan NKRI dan jalannya program pembangunan di Papua yang tengah digalakkan oleh Pemerintah," ujar Arwani melalui keterangan tertulisnya, Rabu (5/12/2018).
"Aparat harus tegas. Penyerangan ini harus dihentikan. Jangan sampai negara kalah oleh teror gerombolan bersenjata yang mengancam NKRI," tambah dia.
Peristiwa pembantaian para pekerja tersebut, lanjut Arwani, menunjukkan bahwa.gerakan separatis di Papua masih ada.
Baca juga: Sandiaga Kutuk Pembantaian Para Pekerja di Papua
Ia mengatakan, jika motifnya bukan lagi kriminal biasa, maka perlu pelibatan secara maksimal aparat TNI untuk memulihkan keamanan.
"Meski tidak mengesampingkan peran Polri dalam pemulihan keamanan di Papua," kata Arwani.
Politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mendorong Polri dan TNI untuk meningkatkan pengamanan, khususnya di daerah zona merah dan proyek strategis yang potensi kerawanannya tinggi.
Ia berharap peristiwa pembantaian para pekerja di Papua tidak kembai terjadi.
"Kejadian yang menimpa pekerja Istaka Karya harus menjadi sinyal untuk meningkatkan kewaspadaan," tuturnya.
Sebelumnya, aparat pemerintah menyebut 31 pekerja diduga tewas. Mereka sedang melakukan pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Kabupaten Nduga.
Sementara itu, Jimmi Aritonang, salah satu pekerja PT Istaka Karya yang berhasil selamat menyebut korban meninggal dunia yang dibantai oleh KKB di lereng bukit puncak Kabo adalah 19 orang.
Informasi yang diterima dari berbagai sumber, para pekerja pembangunan jembatan itu diduga dibunuh lantaran mengambil foto pada saat perayaan HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) oleh KKB tak jauh dari lokasi kejadian.
Saat salah satu pekerja mengambil foto, hal itu kemudian diketahui oleh kelompok KKB.
Hal itu membuat mereka marah dan mencari orang yang mengambil foto hingga berimbas kepada pekerja lainnya yang ada di kamp pembangunan jembatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.