JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Arwani Thomafi meminta aparat keamanan segera memastikan jumlah korban pembantaian pekerja proyek PT Istaka Karya yang terjadi di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Pasalnya, hingga kini jumlah korban pembantaian masih simpang siur. Polri belum memberikan informasi resmi terkait hal itu.
"Pihak aparat harus segera mengendalikan keadaan serta memastikan soal jumlah korban mengingat kesimpangsiuran informasi," ujar Arwani melalui keterangan tertulisnya, Rabu (5/12/2018).
Baca juga: Pengakuan Korban Selamat Pembantaian Pekerja di Nduga Papua, 19 Orang Dipastikan Dibunuh
Selain itu, lanjut Arwani, polri harus mengungkap motif di balik peristiwa pembantaian tersebut.
Jika motifnya bukan lagi kriminal biasa, Arwani menilai perlu pelibatan secara maksimal aparat TNI.
"Meski tidak mengesampingkan peran Polri dalam pemulihan keamanan di Papua," kata Arwani.
Baca juga: Pembantaian 31 Pekerja di Nduga Papua Dilakukan KKB Pimpinan Egianus Kogoya
Politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mendorong Polri dan TNI untuk meningkatkan pengamanan, khususnya di daerah zona merah dan proyek strategis yang potensi kerawanannya tinggi.
Ia berharap peristiwa pembantaian para pekerja di Papua tidak kembai terjadi.
"Kejadian yang menimpa pekerja Istaka Karya harus menjadi sinyal untuk meningkatkan kewaspadaan," tuturnya.
Sebelumnya, aparat pemerintah menyebut 31 pekerja diduga tewas. Mereka sedang melakukan pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Kabupaten Nduga.
Sementara itu, Jimmi Aritonang, salah satu pekerja PT Istaka Karya yang berhasil selamat menyebut korban meninggal dunia yang dibantai oleh KKB di lereng bukit puncak Kabo adalah 19 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.