JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond Junaidi Mahesa menilai kabar tewasnya pekerja infrastruktur di Nduga, Papua, menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah.
Para pekerja yang berasal dari PT Istaka Karya (BUMN) tersebut sedang mengerjakan pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Kabupaten Nduga, Papua. Mereka diduga dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Kita mengukur wajah pemerintah kita. Apa wajah pemerintah kita? Apakah tuntutan warga Irian untuk merdeka atau melakukan teror ini dalam rangka memisahkan diri karena kita tidak bisa memberikan kesejahteraan yang baik, maka tindakan itu lumrah?," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Catatan lain yang menurutnya penting adalah soal pertahanan dan keamanan di negara ini. Ia pun mempertanyakan bagaimana sistem keamanannya sehingga kejadian tersebut dapat terjadi.
Baca juga: Empat Orang Selamat dari Sergapan KKB di Nduga
Oleh sebab itu, ia menuturkan Komisi III mendorong adanya peningkatan pertahanan dan keamanan di negara ini.
"Dalam konteks ini tentunya Komisi III merasa bahwa keamanan nasional harus kita tingkatkan, karena kita di Komisi III adalah komisi hukum dan keamanan," terang dia.
Untuk itu, Komisi III mengaku akan memanggil pihak kepolisian terkait hal tersebut. Namun, rapat tersebut rencananya baru diadakan pada Januari 2019 mengingat jadwal yang padat. Selain itu, DPR juga akan segera memasuki masa reses.
"Jadwal (dalam waktu dekat) tidak memenuhi itu. Awal tahun akan kita panggil," ungkapnya.
Baca juga: Pembantaian 31 Pekerja di Nduga Dilakukan KKB Pimpinan Egianus Kogoya
Sebelumnya diberitakan, Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Papua AKBP Suryadi Diaz membenarkan informasi tewasnya 31 pekerja PT Istaka Karya (BUMN) yang melakukan pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Kabupaten Nduga, Papua, pada Sabtu (1/12/2018).
Diduga, 31 orang ini tewas dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Ia merinci, 24 orang dibunuh pada hari pertama, kemudian 7 orang lainnya juga mengalami hal yang sama.
Sementara, satu orang belum ditemukan, diduga melarikan diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.