JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 55.000 jemaah haji Indonesia yang mengikuti skema murur atau melintas tanpa bermalam di Muzdalifah usai wukuf di Arafah diberangkatkan.
Para jemaah haji yang mengikuti murur itu rata-rata adalah mereka yang sudah berusia lanjut atau kondisinya uzur.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pemberangkatan jemaah haji mengikuti skema murur dari Arafah dilakukan sejak Sabtu (15/6/2024) pukul 19.00 waktu Arab Saudi selepas wukuf.
"Alhamdulillah lebih tertib. Lansia risti dan difabel dilayani baik. Jemaah sudah naik kita mururkan," kata Yaqut seperti dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (16/6/2024).
Baca juga: Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai
Para jemaah haji Indonesia mengikuti skema murur diangkut oleh sejumlah bus. Bus-bus itu menunggu di batas sebelum keluar kawasan Arafah.
Jemaah haji normal diberangkatkan usai maghrib waktu setempat setelah seluruh rombongan yang mengikuti murur bertolak.
Para jemaah haji Indonesia yang mengikuti murur hanya akan melintas di Muzdalifah, dan langsung menuju Mina.
Sedangkan jemaah haji yang tidak mengikuti murur akan bermalam di Muzdalifah dan melanjutkan perjalanan ke Mina buat melakukan rangkaian ibadah lain selepas subuh.
"Murur itu skema kedaruratan secara prinsip setelah konsultasi kepada ulama berbagai organisasi Islam. NU, Muhammadiyah dan Persis diperbolehkan dan skemanya sepertiga sehingga diputuskan 55 ribu jemaah," ujar Yaqut.
Yaqut mengatakan, skema murur bagi jemaah haji terhalang kondisi fisik atua sudah uzur bisa kembali diterapkan pada ibadah haji tahun depan.
"Ibadah haji misalnya hanya sekali seumur hidup dan itu jika mampu. Itu mudahkan," ucap Yaqut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.